Jika diperhatikan saat ini sepertinya uang telah berubah menjadi sebuah komoditi yang paling dicari-cari manusia. Ada juga benarnya fenomena tersebut karna di jaman sekarang ujung-ujungnya adalah uang.
Banyak keluarga maupun sanak saudara kita atau diri kita sendiri yang pada akhirnya terjebak pada system uang ini dan parahnya seolah-olah "men-tuhan-kan" uang. Semoga kita semua terhindar dari godaan uang dan jika tergoda, semoga kembali ke jalan yang benar.
Ada baiknya kita melihat sejarah dari uang ini. Berawal dari kebutuhan jasmani dan rohani manusia terhadap "benda" dan berkembang menjadi "harta". Jasmani membutuh sebuah benda yang di sebut komoditi untuk kebutuhan primer, sekunder, dan lux. Rohani membutuhkan "semua benda" untuk ego atau nafsunya yang berujung pada keserakahan.
Semua benda yang dibutuhkan manusia, ada di bumi ini yang telah diberikan atau disiapkan TUHAN untuk mensuply kebutuhan manusia di dunia. Dengan benda-benda tersebut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya maka terciptalah sebuah system pertukaran barang yang disebut dengan "barter".
Sebagai contoh, si A memiliki beras sebanyak 1 karung dan si B memiliki kentang sebanyak 1/2 (setengah) karung. Si A membutuhkan barang yang ada pada si B dan si B menginginkan barang yang ada pada si A dan mereka bertemu pada suatu tempat dan melakukan pertukaran, yaitu si A menukarkan setengah karung berasnya dengan semua kentang yang di miliki oleh si B dan si B mendapatkan setengah karung beras.
Barang awal yang dimiliki A saya kasi warna biru dan barang awal yang dimiliki B saya kasi warna ungu. Perhatikan perpindahan barang A ke B dan barang B ke A.
Pada ilustrasi diatas bisa kita lihat bahwa setengah karung beras dihargai sama dengan setengah karung kentang dan si A akhirnya memiliki dua buah benda dengan berat 1 karung dan si B memiliki benda baru dengan berat setengah karung juga. Bisa disimpulkan bahwa si A bertambah hartanya meskipun ukurannya tetap dan si B tetap hartanya cuman bendanya saja yang berubah.
Inilah yang di sebut dengan barter. Lama kelamaan orang-orang mulai merasa susah untuk membawa beban yang berat (bayangkan jika anda menginginkan setengah karung kentang maka anda harus membawa setengah karung beras. contoh diatas), pertanyaanya apakah setengah karung beras sama nilainya dengan setengah karung kentang ?
Ringkasnya, pada abad sebelum masehi orang-orang mencari solusi untuk hal ini, dimana orang-orang ini menyatakan bahwa emas-lah yang dijadikan alat tukar dimana emas ini adalah sebuah logam yang tahan lama, tidak berkarat dan memiliki nilai maupun nominal yang sesuai dan nilainya relatif stabil. Lalu orang-orang pada zaman itu mencetak emas menjadi koin yang mana koin-koin emas tersebut di sebut sebagai uang. Koin yang dicetak dari emas (menggunakan bahan emas) inilah yang menjadi alat tukar, sebuah system yang lebih baik dari pada barter.
Munculah pertanyaan dari hal ini "orang tertentu bisa saja memiliki tambang emas dan mencetak koin emas untuk diri mereka sendiri ?"
orang-orang pada zaman itu mengambil kebijakan lagi bahwa koin-koin emas tersebut akan di berikan stempel khusus diatasnya sebagai tanda keabsahannya dari pemerintahan, jadi hanya koin-koin emas yang disetujui pemerintahanlah yang akan digunakan sebagai alat tukar. Hal inilah yang dilakukan umat manusia ribuan tahun lamanya.
Dalam sejarah islam pun juga menggunakan system uang dimana koin-koin emas dan perak digunakan. Tercatat bahwa 1 koin emas mengandung 4.25 gram emas dan 1 koin perak mengandung 2.975 gram perak. Perbandingan ukuran antara emas dan perak adalah 7:10 berarti berat 7 koin emas (4.25 gram emas x 7 koin emas = 29.75 gram emas) sama dengan berat 10 koin perak (2.975 gram perak x 10 koin perak = 29.75 gram perak).
Bagaimana dengan nilainya ? Pada awalnya mereka menggunakan ratio 1:10 yang artinya nilai 1 koin emas sama dengan nilai 10 koin perak. Jadi dibutuhkan 10 koin perak supaya bisa ditukarkan dengan 1 koin emas.
Sampai disini, bisa disimpulkan bahwa barang masih ditukarkan dengan barang atau barter masih terjadi tapi bentuk dan nilainya sudah berubah dan memiliki standard yaitu koin emas.
Ribuan tahun orang berdagang menggunakan koin-koin emas sampai mereka menemukan masalah bahwa membawa emas dan perak kemana-mana juga dirasakan masih terlalu berat.
Pada abad 16 masalah ini terpecahkan dengan munculnya para tukang emas (goldsmith) menjadi banker. Yang paling banyak tercatat tentang para goldsmith ini banyak muncul di England perbankan mulai semarak dimana para goldsmith ini menyediakan tempat peyimpanan emas bagi seluruh orang maupun negara, siapa pun yang menyimpan emas pada mereka akan dikenakan biaya penyimpanan. Kegiatan ini semakin semarak dengan munculnya keluarga yahudi yang bernama Rothschild menjadi goldsmith. Sebagai tanda bukti bahwa si A atau si B menyimpan emas pada mereka, maka si A dan si B akan diberikan sebuah kwitansi yang menyatakan bahwa si A telah meyimpan emas pada goldsmith sebanyak sekian gram atau bahwa si B telah menyimpan emas pada goldsmith sebanyak sekian kilogram. Lama kelamaan kwitansi tersebut berubah menjadi alat tukar karna orang-orang malas untuk bolak-balik ke tempat goldsmith untuk mengambil emas sebelum pergi ke pasar dan hal inilah pemicu terjadinya UANG KERTAS.
Para tukang emas ini menyarankan kepada pemerintah untuk menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang sah dan semua biaya cetak uang tersebut dibayarkan oleh para tukang emas ini. meyebarlah uang kertas di masyarakat dan simpanan emas rakyat maupun negara tersimpan pada bunker-bunker goldsmith ini, tukang emas berubah menjadi BANKER. Bisnis semakin bergairah, rakyat dan negara senang karna tidak perlu repot-repot membawa benda-benda berat untuk melakukan barter. Ekonomi semakin maju hingga banyak orang yang membutuhkan lebih banyak uang kertas lagi untuk melakukan bisnis sehingga terciptalah system kredit dan dari setiap kredit yang di kucurkan akan dimintai BUNGA dan JAMINAN, yang tidak bisa bayar hutang maka jaminan akan DISITA. Disnilah ANEHnya dan sebagai contoh misalkan pada satu negara yang bernama republik abal-abal terdapat 5 orang, si A seorang banker , si B presiden, si C pebisnis kayu, si D pebisnis brg tambang, dan si E pebisnis manufactur. si A atau banker menyetak uang senilai $80 dan di pecah menjadi pecahan $20, berarti terdapat 4 lembar uang kertas pecahan $20 dengan total semua adalah $80.
A banker yang menerbitkan uang kertas
B mendapatkan selembar pecahan $20
C mendapatkan selembar pecahan $20
D mendapatkan selembar pecahan $20
E mendapatkan selembar pecahan $20
Uang menyebar, bisnis bergairah dan negara abal-abal menjadi maju. Masyarakat negara abal-abal membutuhkan lebih banyak uang lagi sehingga si goldsmith mencetak uang baru dengan perbandingan 1:9 karna si goldsmith berpendapat bahwa di dalam 9 orang yang meminjam akan terdapat 1 orang yang tidak bisa mengembalikan pinjaman. goldsmith mencetak uang baru dengan total nilai sebesar $80 x 9 = $ 720 yang mana setiap kreditur yang meminjam akan di kenakan bunga sebesar 5% setiap tahun dari jumlah yang dipinjam. Jaminan dari seluruh uang tersebut adalah simpanan emas rakyat yang ada pada goldsmith. Seluruh uang menyebar di masyarakat dengan total nilai $80 + $720 = $ 800 tapi yang dikenakan bunga 5% hanya dari nilai $720 (uang baru) atau sebesar $720 x 5% = $36. Semua orang senang karna bunganya tidaklah besar tapi ada keanehan dari system ini yaitu bunga 5% atau $36, ke anehannya adalah bagaimana bisa bunga 5% atau $36 tersebut bisa dibayarkan sementara jumlah uang yang ada hanya $800 saja ?
jika di cicil maka hitungannya menjadi $800 / $36 = 22.2 Tahun, jumlah uangnya tidak cukup untuk membayar bunga tersebut meskipun kecil nilainya. Jika pun uang baru tidak di cetak tapi dikenakan bunga 5% berarti $80 x 5% = $4, jika dicicil maka dalam $80 / $4 = 20 tahun uang tersebut habis dan kembali semuanya kepada banker.
Sebuah fenomena yang menarik bukan ? ingatlah, yang memproduksi uang hanya BANKER, bukan rakyat dan juga bukan pemerintah tapi BANKER. Yang mengatur supply uang juga BANKER.
Solusi yang ditawarkan banker adalah dengan terus menerus mencetak uang baru sampai pada akhirnya simpanan emas tidak cukup untuk melunasi bunga sehingga tidak ada lagi penjaminan uang dari simpanan (emas), penjaminan uang terhadap emas berakhir dengan berakhirnya perjanjian Bretton Woods pada tanggal 15 Agustus 1971 dan system Gold Standard pun berakhir.
Munculah system baru yang di sebut dengan DEBT BASED MONEY SYSTEM (system uang berdasarkan hutang) dan hutang terus-terusan digandakan yang di kenal dengan istilah FRACTIONAL RESERVE BANKING (menggandakan kredit). System baru ini digunakan oleh seluruh negara dan jika ada negara yang menolak akan berujung pada PERANG. Terkadang masing-masing negara memiliki istilah atau sebutan sendiri terhadap debt based money system ini tapi selagi masih saja ada bunga maka semua SAMA SAJA.
Salah satu quote dari Rothschild :
Penjelasan mengenai Fractional reserve banking bisa dilihat pada video Youtube
Dengan penciptaan HUTANG ekonomi sekarang bisa bergerak pesat dan yang akan berhutang adalah kita juga sebagai umat manusia jadi hutang kitalah yang menggerakkan perekonomian.
Bicara soal bahan uang secara teori, turunnya nilai uang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan bahan apa yang dipakai untuk dijadikan sebagai uang. Menyalahkan inflasi kepada uang kertas rasanya merupakan statement yang kurang adil kepada uang kertas karna kontrol supply uang lah yang menjadi masalah, kita yang mengizinkan fractional reserved banking, kembali pun ke system gold standard juga tidak akan merubah apa-apa kalau kita tetap hidup dalam fractional reserve banking dengan ratio yang bisa dirubah sesuka hati. Uang kertas memang bisa dipalsukan dan begitu juga dengan nota emas.
Saya sendiri tidak masalah bahan apa yang digunakan sebagai uang, problemnya adalah debt based money system, bunga uang, dan fractional reserve banking.
Begitu banyaknya uang dicetak dan itulah yang akan di control oleh banker, jika kebanyakan supply uang maka terjadi HYPER INFLASI dan jika sedikit supply maka terjadi DEFLASI.
Proses pencetakan uang ini bisa kita temui juga pada sebuah perusahaan. Jika perusahaan tersebut sedang dalam kondisi rusak (kekurangan uang dan hutang banknya menggunung) maka pihak manajemen perusahaan tersebut akan memberi opsi kepada pemegang saham untuk melakukan right issue (penambahan modal dan otomatis jumlah saham beredar bertambah) atau membiarkan perusahaan mendaftarkan diri ke pengadilan niaga untuk pailit. Jika opsi yang dipilih adalah right issue maka modal perusahaan akan bertambah dan jumlah saham juga bertambah perusahaan akan kebanjiran modal dan pasar saham akan kebanjiran saham. Jika semua rencana pihak manajemen dilakukan dengan benar dan lancar maka akan memberikan arus uang masuk kedalam perusahaan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. efek lainnya dari aksi ini jika berjalan lancar adalah kenaikan pada harga saham (seperti negara China) tapi jika tidak berjalan lancar maka perusahaan akan kekeringan modal lagi dan harga saham tidak akan naik (seperti negara Jepang).
sebagai contoh pada negara :
INFLASI (kenaikan harga barang dan jasa)
Pada negara abal-abal terdapat 10 orang, supply uang yang ada hanya cukup untuk 6 orang saja dan 4 orang lainnya tidak punya uang tentunya daya beli jadi berkurang dan orang-orang sedikit kewalahan untuk melakukan bisnis. Orang bisa saja mengatakan tidak suka dengan inflasi (kenaikan harga) "apa-apa mahal!" tapi bayangkan jika terjadi DEFLASI (penurunan harga) seperti Jepang dan China juga pernah mengalaminya, siapa lagi yang mau berbisnis?. Lalu banker dengan kekuasaan control supply uangnya mencetak uang baru sehingga semua orang memiliki uang, tentunya daya beli jadi meningkat karna yang mampu untuk membeli barang dan jasa tidak lagi 6 orang tapi sudah 10 orang. Kebanyakan supply uang juga tidak baik, kita gunakan contoh tadi dimana sebelumnya hanya 6 orang yang memiliki uang, masing-masing memiliki selembar uang lalu banker mencetak uang baru sehinga sekarang 10 orang yang memiliki selembar uang sehingga daya beli jadi meningkat dan berefek kepada kenaikan barang dan jas, bagaimana jika 10 orang memiliki 100 lembar uang? tentunya daya beli menjadi tajam dan bisa berefek kepada "ketidak controlan" harga. Harga menjadi tidak karuan naiknya karna daya beli yang tajam dan uang telah bertrasnformasi menjadi barang dan jasa sehingga di ujung acara kekeringan uang, daya beli mulai melemah lagi, pebisnis stop berbisnis karna kekeringan uang. Dan aura deflasi (penurunan harga) mulai muncul ke permukaan.
Hey, kenapa bisa kekeringan uang bukankah uang banyak beredar ?
ingat " YOU PAY A INTEREST (kamu orang bayar bunga)" bunga pada syariatnya bisa terbayar tapi pada hakekatnya tidak bisa dibayar karna uang untuk membayar bunga itu tidak exist, TIDAK ADA.
DEFLASI (penurunan harga)
Berawal dari kekeringan uang akhirnya deflasi muncul, BARANG dan JASA bersedia untuk dibayar murah (tidak ada uang lagi untuk membayar mahal dan membeli sesuatu). Negara yang terkenal parah dengan deflasi adalah JEPANG.
ini gambar tingkat hutang jepang, trend nilai hutangnya terus naik dan tercatat saat ini hutangnya 200% lebih besar dari GDP negaranya. Hal ini juga bisa menyatakan bahwa di jepang banyak uang beredar saat ini.
Beberapa minggu lalu Jepang menyatakan untuk mencetak uang lagi supaya adanya inflasi di negaranya.
Link berita Jepang mencetak uang lagi 2013.
gambar deflasi yang pernah terjadi di China
Th 1995 tercatat sebagai tahun terakhir puncak inflasinya dan setelah itu deflasi. China sudah bisa dikatakan baik keadaannya karna mulai ada trend kenaikan sejak th 2000 hingga sekarang dan tingkat hutang China terhadap GDP nya bisa dilihat pada gambar dibawah
Trend hutangnya juga menaik tapi besarnya hanya sekitar 24% dari GDP nya. Ketika Inflasi China naik tajam sejak th 1990 an hingga 1995, maka tingkat hutang china terlihat menyusut (th 1992). inflasi naik tapi debt to GDP menyusut maka bisa diasumsikan bahwa China pada masa itu kekeringan uang yang pada akhirnya mereka cetak uang th 1998 dan terus menaik trend hutangnya hingga sekarang. Supply uang yg mulai banyak membuat China berhasil keluar dari Deflasi.
Supply uang yang banyak akan memicu daya beli dan akhirnya aura inflasi akan muncul ke permukaan.
Itulah gambaran control inflasi dan deflasi yang di control oleh banker. Para pemikir economy radical menyatakan sebuah rumus :
Ingatlah bahwa obligasi tersebut ada bunganya karna pada lembaran obligasi tertulis “berikan saya pinjaman satu trilliun hari ini dan saya berjanji akan melunasinya dalam 10 tahun, berikut dengan bunga”.
Siapa yang akan membayarkan bunga tersebut ? jawabannya adalah saya, anda, dan anak cucu kita.
Banyak keluarga maupun sanak saudara kita atau diri kita sendiri yang pada akhirnya terjebak pada system uang ini dan parahnya seolah-olah "men-tuhan-kan" uang. Semoga kita semua terhindar dari godaan uang dan jika tergoda, semoga kembali ke jalan yang benar.
Ada baiknya kita melihat sejarah dari uang ini. Berawal dari kebutuhan jasmani dan rohani manusia terhadap "benda" dan berkembang menjadi "harta". Jasmani membutuh sebuah benda yang di sebut komoditi untuk kebutuhan primer, sekunder, dan lux. Rohani membutuhkan "semua benda" untuk ego atau nafsunya yang berujung pada keserakahan.
Semua benda yang dibutuhkan manusia, ada di bumi ini yang telah diberikan atau disiapkan TUHAN untuk mensuply kebutuhan manusia di dunia. Dengan benda-benda tersebut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya maka terciptalah sebuah system pertukaran barang yang disebut dengan "barter".
Sebagai contoh, si A memiliki beras sebanyak 1 karung dan si B memiliki kentang sebanyak 1/2 (setengah) karung. Si A membutuhkan barang yang ada pada si B dan si B menginginkan barang yang ada pada si A dan mereka bertemu pada suatu tempat dan melakukan pertukaran, yaitu si A menukarkan setengah karung berasnya dengan semua kentang yang di miliki oleh si B dan si B mendapatkan setengah karung beras.
Barang awal yang dimiliki A saya kasi warna biru dan barang awal yang dimiliki B saya kasi warna ungu. Perhatikan perpindahan barang A ke B dan barang B ke A.
Pada ilustrasi diatas bisa kita lihat bahwa setengah karung beras dihargai sama dengan setengah karung kentang dan si A akhirnya memiliki dua buah benda dengan berat 1 karung dan si B memiliki benda baru dengan berat setengah karung juga. Bisa disimpulkan bahwa si A bertambah hartanya meskipun ukurannya tetap dan si B tetap hartanya cuman bendanya saja yang berubah.
Inilah yang di sebut dengan barter. Lama kelamaan orang-orang mulai merasa susah untuk membawa beban yang berat (bayangkan jika anda menginginkan setengah karung kentang maka anda harus membawa setengah karung beras. contoh diatas), pertanyaanya apakah setengah karung beras sama nilainya dengan setengah karung kentang ?
Ringkasnya, pada abad sebelum masehi orang-orang mencari solusi untuk hal ini, dimana orang-orang ini menyatakan bahwa emas-lah yang dijadikan alat tukar dimana emas ini adalah sebuah logam yang tahan lama, tidak berkarat dan memiliki nilai maupun nominal yang sesuai dan nilainya relatif stabil. Lalu orang-orang pada zaman itu mencetak emas menjadi koin yang mana koin-koin emas tersebut di sebut sebagai uang. Koin yang dicetak dari emas (menggunakan bahan emas) inilah yang menjadi alat tukar, sebuah system yang lebih baik dari pada barter.
Munculah pertanyaan dari hal ini "orang tertentu bisa saja memiliki tambang emas dan mencetak koin emas untuk diri mereka sendiri ?"
orang-orang pada zaman itu mengambil kebijakan lagi bahwa koin-koin emas tersebut akan di berikan stempel khusus diatasnya sebagai tanda keabsahannya dari pemerintahan, jadi hanya koin-koin emas yang disetujui pemerintahanlah yang akan digunakan sebagai alat tukar. Hal inilah yang dilakukan umat manusia ribuan tahun lamanya.
Dalam sejarah islam pun juga menggunakan system uang dimana koin-koin emas dan perak digunakan. Tercatat bahwa 1 koin emas mengandung 4.25 gram emas dan 1 koin perak mengandung 2.975 gram perak. Perbandingan ukuran antara emas dan perak adalah 7:10 berarti berat 7 koin emas (4.25 gram emas x 7 koin emas = 29.75 gram emas) sama dengan berat 10 koin perak (2.975 gram perak x 10 koin perak = 29.75 gram perak).
Bagaimana dengan nilainya ? Pada awalnya mereka menggunakan ratio 1:10 yang artinya nilai 1 koin emas sama dengan nilai 10 koin perak. Jadi dibutuhkan 10 koin perak supaya bisa ditukarkan dengan 1 koin emas.
Sumber : Diambil dari berbagai macam media dan diolah
Beberapa sejarah yang tercatat pada berbagai buku maka bisa kita lihat perubahan-perubahan kedua logam ini meskipun rationya sama yang berarti nilainya berubah
Sumber : Dari berbagai macam media dan diolah
Pada masa Islam nilainya di patok 1 koin emas sama dengan 10 koin perak dan beratnya juga di patok yaitu
1 koin emas sama dengan 4.25 gram emas dan 1 koin perak sama dengan 2.975 gram perak.
Tapi telah terjadi perubahan-perubahan pada nilainya, bisa diasumsikan bahwa untuk :
- Kolom koin perak pada SEJARAH NILAI jika NILAI nya lebih Besar dari 10 menandakan harga emas sudah masuk kategori MAHAL.
- Kolom koin perak pada SEJARAH BERAT jika NILAI nya lebih besar dari 10 menandakan harga emas sudah masuk kategori MAHAL.
Pada harga penutupan tanggal 19 April 2013 (emas $ 1,392.60/Oz dan perak $ 22.96/Oz) nilainya berubah dari 1:10 menjadi 1:60.6 dan takaran berat berdasarkan harga juga berubah dari 7:10 menjadi 7:42.4.
Ribuan tahun orang berdagang menggunakan koin-koin emas sampai mereka menemukan masalah bahwa membawa emas dan perak kemana-mana juga dirasakan masih terlalu berat.
Pada abad 16 masalah ini terpecahkan dengan munculnya para tukang emas (goldsmith) menjadi banker. Yang paling banyak tercatat tentang para goldsmith ini banyak muncul di England perbankan mulai semarak dimana para goldsmith ini menyediakan tempat peyimpanan emas bagi seluruh orang maupun negara, siapa pun yang menyimpan emas pada mereka akan dikenakan biaya penyimpanan. Kegiatan ini semakin semarak dengan munculnya keluarga yahudi yang bernama Rothschild menjadi goldsmith. Sebagai tanda bukti bahwa si A atau si B menyimpan emas pada mereka, maka si A dan si B akan diberikan sebuah kwitansi yang menyatakan bahwa si A telah meyimpan emas pada goldsmith sebanyak sekian gram atau bahwa si B telah menyimpan emas pada goldsmith sebanyak sekian kilogram. Lama kelamaan kwitansi tersebut berubah menjadi alat tukar karna orang-orang malas untuk bolak-balik ke tempat goldsmith untuk mengambil emas sebelum pergi ke pasar dan hal inilah pemicu terjadinya UANG KERTAS.
Para tukang emas ini menyarankan kepada pemerintah untuk menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang sah dan semua biaya cetak uang tersebut dibayarkan oleh para tukang emas ini. meyebarlah uang kertas di masyarakat dan simpanan emas rakyat maupun negara tersimpan pada bunker-bunker goldsmith ini, tukang emas berubah menjadi BANKER. Bisnis semakin bergairah, rakyat dan negara senang karna tidak perlu repot-repot membawa benda-benda berat untuk melakukan barter. Ekonomi semakin maju hingga banyak orang yang membutuhkan lebih banyak uang kertas lagi untuk melakukan bisnis sehingga terciptalah system kredit dan dari setiap kredit yang di kucurkan akan dimintai BUNGA dan JAMINAN, yang tidak bisa bayar hutang maka jaminan akan DISITA. Disnilah ANEHnya dan sebagai contoh misalkan pada satu negara yang bernama republik abal-abal terdapat 5 orang, si A seorang banker , si B presiden, si C pebisnis kayu, si D pebisnis brg tambang, dan si E pebisnis manufactur. si A atau banker menyetak uang senilai $80 dan di pecah menjadi pecahan $20, berarti terdapat 4 lembar uang kertas pecahan $20 dengan total semua adalah $80.
A banker yang menerbitkan uang kertas
B mendapatkan selembar pecahan $20
C mendapatkan selembar pecahan $20
D mendapatkan selembar pecahan $20
E mendapatkan selembar pecahan $20
Uang menyebar, bisnis bergairah dan negara abal-abal menjadi maju. Masyarakat negara abal-abal membutuhkan lebih banyak uang lagi sehingga si goldsmith mencetak uang baru dengan perbandingan 1:9 karna si goldsmith berpendapat bahwa di dalam 9 orang yang meminjam akan terdapat 1 orang yang tidak bisa mengembalikan pinjaman. goldsmith mencetak uang baru dengan total nilai sebesar $80 x 9 = $ 720 yang mana setiap kreditur yang meminjam akan di kenakan bunga sebesar 5% setiap tahun dari jumlah yang dipinjam. Jaminan dari seluruh uang tersebut adalah simpanan emas rakyat yang ada pada goldsmith. Seluruh uang menyebar di masyarakat dengan total nilai $80 + $720 = $ 800 tapi yang dikenakan bunga 5% hanya dari nilai $720 (uang baru) atau sebesar $720 x 5% = $36. Semua orang senang karna bunganya tidaklah besar tapi ada keanehan dari system ini yaitu bunga 5% atau $36, ke anehannya adalah bagaimana bisa bunga 5% atau $36 tersebut bisa dibayarkan sementara jumlah uang yang ada hanya $800 saja ?
jika di cicil maka hitungannya menjadi $800 / $36 = 22.2 Tahun, jumlah uangnya tidak cukup untuk membayar bunga tersebut meskipun kecil nilainya. Jika pun uang baru tidak di cetak tapi dikenakan bunga 5% berarti $80 x 5% = $4, jika dicicil maka dalam $80 / $4 = 20 tahun uang tersebut habis dan kembali semuanya kepada banker.
Sebuah fenomena yang menarik bukan ? ingatlah, yang memproduksi uang hanya BANKER, bukan rakyat dan juga bukan pemerintah tapi BANKER. Yang mengatur supply uang juga BANKER.
Solusi yang ditawarkan banker adalah dengan terus menerus mencetak uang baru sampai pada akhirnya simpanan emas tidak cukup untuk melunasi bunga sehingga tidak ada lagi penjaminan uang dari simpanan (emas), penjaminan uang terhadap emas berakhir dengan berakhirnya perjanjian Bretton Woods pada tanggal 15 Agustus 1971 dan system Gold Standard pun berakhir.
Munculah system baru yang di sebut dengan DEBT BASED MONEY SYSTEM (system uang berdasarkan hutang) dan hutang terus-terusan digandakan yang di kenal dengan istilah FRACTIONAL RESERVE BANKING (menggandakan kredit). System baru ini digunakan oleh seluruh negara dan jika ada negara yang menolak akan berujung pada PERANG. Terkadang masing-masing negara memiliki istilah atau sebutan sendiri terhadap debt based money system ini tapi selagi masih saja ada bunga maka semua SAMA SAJA.
Salah satu quote dari Rothschild :
“Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara, maka saya tidak peduli siapa yang menulis hukum di negara tersebut.” - Mayer Amschel Rothschild. 1790 –Penjelasan mengenai debt based money system ini bisa diliat pada video Youtube
Penjelasan mengenai Fractional reserve banking bisa dilihat pada video Youtube
Dengan penciptaan HUTANG ekonomi sekarang bisa bergerak pesat dan yang akan berhutang adalah kita juga sebagai umat manusia jadi hutang kitalah yang menggerakkan perekonomian.
Bicara soal bahan uang secara teori, turunnya nilai uang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan bahan apa yang dipakai untuk dijadikan sebagai uang. Menyalahkan inflasi kepada uang kertas rasanya merupakan statement yang kurang adil kepada uang kertas karna kontrol supply uang lah yang menjadi masalah, kita yang mengizinkan fractional reserved banking, kembali pun ke system gold standard juga tidak akan merubah apa-apa kalau kita tetap hidup dalam fractional reserve banking dengan ratio yang bisa dirubah sesuka hati. Uang kertas memang bisa dipalsukan dan begitu juga dengan nota emas.
Saya sendiri tidak masalah bahan apa yang digunakan sebagai uang, problemnya adalah debt based money system, bunga uang, dan fractional reserve banking.
Begitu banyaknya uang dicetak dan itulah yang akan di control oleh banker, jika kebanyakan supply uang maka terjadi HYPER INFLASI dan jika sedikit supply maka terjadi DEFLASI.
Proses pencetakan uang ini bisa kita temui juga pada sebuah perusahaan. Jika perusahaan tersebut sedang dalam kondisi rusak (kekurangan uang dan hutang banknya menggunung) maka pihak manajemen perusahaan tersebut akan memberi opsi kepada pemegang saham untuk melakukan right issue (penambahan modal dan otomatis jumlah saham beredar bertambah) atau membiarkan perusahaan mendaftarkan diri ke pengadilan niaga untuk pailit. Jika opsi yang dipilih adalah right issue maka modal perusahaan akan bertambah dan jumlah saham juga bertambah perusahaan akan kebanjiran modal dan pasar saham akan kebanjiran saham. Jika semua rencana pihak manajemen dilakukan dengan benar dan lancar maka akan memberikan arus uang masuk kedalam perusahaan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. efek lainnya dari aksi ini jika berjalan lancar adalah kenaikan pada harga saham (seperti negara China) tapi jika tidak berjalan lancar maka perusahaan akan kekeringan modal lagi dan harga saham tidak akan naik (seperti negara Jepang).
sebagai contoh pada negara :
INFLASI (kenaikan harga barang dan jasa)
Pada negara abal-abal terdapat 10 orang, supply uang yang ada hanya cukup untuk 6 orang saja dan 4 orang lainnya tidak punya uang tentunya daya beli jadi berkurang dan orang-orang sedikit kewalahan untuk melakukan bisnis. Orang bisa saja mengatakan tidak suka dengan inflasi (kenaikan harga) "apa-apa mahal!" tapi bayangkan jika terjadi DEFLASI (penurunan harga) seperti Jepang dan China juga pernah mengalaminya, siapa lagi yang mau berbisnis?. Lalu banker dengan kekuasaan control supply uangnya mencetak uang baru sehingga semua orang memiliki uang, tentunya daya beli jadi meningkat karna yang mampu untuk membeli barang dan jasa tidak lagi 6 orang tapi sudah 10 orang. Kebanyakan supply uang juga tidak baik, kita gunakan contoh tadi dimana sebelumnya hanya 6 orang yang memiliki uang, masing-masing memiliki selembar uang lalu banker mencetak uang baru sehinga sekarang 10 orang yang memiliki selembar uang sehingga daya beli jadi meningkat dan berefek kepada kenaikan barang dan jas, bagaimana jika 10 orang memiliki 100 lembar uang? tentunya daya beli menjadi tajam dan bisa berefek kepada "ketidak controlan" harga. Harga menjadi tidak karuan naiknya karna daya beli yang tajam dan uang telah bertrasnformasi menjadi barang dan jasa sehingga di ujung acara kekeringan uang, daya beli mulai melemah lagi, pebisnis stop berbisnis karna kekeringan uang. Dan aura deflasi (penurunan harga) mulai muncul ke permukaan.
Hey, kenapa bisa kekeringan uang bukankah uang banyak beredar ?
ingat " YOU PAY A INTEREST (kamu orang bayar bunga)" bunga pada syariatnya bisa terbayar tapi pada hakekatnya tidak bisa dibayar karna uang untuk membayar bunga itu tidak exist, TIDAK ADA.
Jadi uang menguap begitu saja, HILANG TANPA BEKAS oleh bunga. Karna kekeringan uang maka daya beli kembali menurun, pebisnis banyak yang berhenti berbisnis, mulai banyak yang tidak sanggup bayar hutang (kreadit macet) dan ini akan mempercepat proses deflasi muncul ke permukaan.UANG DICETAK $1.000 DAN DIMINTAI BUNGA HANYA 1 CENT DOLLAR SAJA. MENURUT ANDA DARI MANA 1 CENT DOLLAR INI MUNCUL ? APAKAH BISA MUNCUL ?
DEFLASI (penurunan harga)
Berawal dari kekeringan uang akhirnya deflasi muncul, BARANG dan JASA bersedia untuk dibayar murah (tidak ada uang lagi untuk membayar mahal dan membeli sesuatu). Negara yang terkenal parah dengan deflasi adalah JEPANG.
dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa era th 96-2000 adalah puncak
dari kenaikan harga (inflasi) di jepang dan hingga sekarang trend
harganya masih dalam kondisi menurun (deflasi). Jangankan harga mobil
yang menurun di jepang, harga TANAH juga ikut menurun karna tidak adanya
daya beli kekeringan uang.
Beberapa minggu lalu Jepang menyatakan untuk mencetak uang lagi supaya adanya inflasi di negaranya.
Link berita Jepang mencetak uang lagi 2013.
gambar deflasi yang pernah terjadi di China
Th 1995 tercatat sebagai tahun terakhir puncak inflasinya dan setelah itu deflasi. China sudah bisa dikatakan baik keadaannya karna mulai ada trend kenaikan sejak th 2000 hingga sekarang dan tingkat hutang China terhadap GDP nya bisa dilihat pada gambar dibawah
Trend hutangnya juga menaik tapi besarnya hanya sekitar 24% dari GDP nya. Ketika Inflasi China naik tajam sejak th 1990 an hingga 1995, maka tingkat hutang china terlihat menyusut (th 1992). inflasi naik tapi debt to GDP menyusut maka bisa diasumsikan bahwa China pada masa itu kekeringan uang yang pada akhirnya mereka cetak uang th 1998 dan terus menaik trend hutangnya hingga sekarang. Supply uang yg mulai banyak membuat China berhasil keluar dari Deflasi.
Supply uang yang banyak akan memicu daya beli dan akhirnya aura inflasi akan muncul ke permukaan.
Itulah gambaran control inflasi dan deflasi yang di control oleh banker. Para pemikir economy radical menyatakan sebuah rumus :
MORE MONEY = MORE DEBT
LESS MONEY = LESS BEDT
Artinya jika ingin UANG maka berhutanglah dan jika tidak ingin BERHUTANG maka akan kekurangan uang. Uang anda diciptakan dari HUTANG yang nantinya akan meng-UAP hilang tak berbekas dengan sendirinya.
Berhutang berarti berjanji seperti sebuah pepatah "your word is your bond (kata-kata mu adalah janji mu)" maka hidup anda pun juga sebuah perjanjian "your life is a treaty".
Uang yang menguap karna BUNGA, maka simpanan anda juga bisa menguap saat anda membayar HUTANG seperti yang ada pada video Youtube ini.
Pada zaman sekarang bagaimana proses penciptaan uang tersebut ?
Level 2:
Pada zaman sekarang bagaimana proses penciptaan uang tersebut ?
Penciptaan uang dimulai ketika para politisi mengatakan “Pilih
saya dan saya akan memastikan pemerintah memberikan anda lebih banyak hal gratis
dari lawan saya”. Pada dasarnya tidak ada yang namanya hal gratis pada system
ini karna untuk makan siang saja mesti bayar. Oleh sebab itu para politisi
memilih Negara untuk menghabiskan lebih banyak pendapatan Negara untuk hal ini
dan inilah yang disebut pengeluaran deficit. Untuk membayar pengeluaran deficit
maka badan keuangan negara meminjam uang dengan menerbitkan surat hutang
(obligasi).
Apakah yang disebut dengan obligasi ? jika difikirkan
baik-baik maka obligasi tersebut tidak lebih dari sebuah surat pengakuan hutang
(I Owe You) atau biasa disebut dengan IOU
yang di atasnya diberikan nomor cetak dan menyatakan “berikan saya pinjaman
satu trilliun hari ini dan saya berjanji akan melunasinya dalam 10 tahun, berikut dengan bunga”.
Yang perlu dipahami lagi bahwa obligasi yang diterbitkan
oleh badan keuangan Negara merupakan hutang nasional dan harus dibayarkan
kembali oleh anda, saya dan keturunan kita dimasa depan melalui perpajakan
dimasa depan. Pada saat badan keuangan menerbitkan obligasi maka bank sentral
akan muncul sebagai dewa penolong untuk membeli obligasi negara tersebut dan
membuat keuntungan dari bunga obligasi. Bank sentral ini pun tidak seperti
bank-bank konvensional yang memiliki saldo pada accountnya dan menyalurkan
kredit atau menyalurkan uang kepada rakyat tapi bank sentral ini merupakan bank
yang mengatur regulasi perbankan dan tidak memiliki saldo pada accountnya.
Pada saat bank sentral menuliskan cek maka tidak ada deposit
pada cek tersebut berarti bank sentral tidak memiliki saldo dan tidak memiliki
deposit maka disaat bank sentral menuliskan cek maka artinya bank sentral
menciptakan uang (money) dengan mata uang saat itu (currency). Ada perbedaan
mendasar tentang money (uang) dan currency (mata uang) jadi kedua hal ini
bukanlah hal yang sama melainkan berbeda . Money adalah uang yang kita pegang
setiap harinya jadi bersifat nyata dan currency adalah mata uang dan bersifat
tidak nyata. Biasanya currency ini hanya dalam bentuk pencatatan saja seperti
saat anda melihat angka-angka pada saldo tabungan anda dan itulah currency. Sebagai
contoh, saldo tabungan tertulis Rp 1.000.000 dan berarti ada mata uang
(currency) sebesar Rp 1.000.000 dan pada saat anda menarik uang sebesar Rp
100.000 maka anda mendapatkan uang (money). Saldo anda pun berubah dimana mata
uang (currency) sebesar Rp 900.000 dan anda memegang uang (money) ditangan anda
sebesar Rp 100.000.
Pada lembaran uang (money) pun juga tertulis angka seperti
RP 100.000, Rp 50.000, Rp 10.000, dan seterusnya. Angka-angka tersebut yang tertera
pada uang (money) disebut sebagai mata uang (currency) dan lembaran uang (money)
tersebut disebut dengan uang (money). Dari hal ini bias dimengerti bahwa uang
(money) tersebut bersifat nyata dan mata uang (currency) bersifat tidak nyata.
Lalu manakah yang disebut sebagai uang (money) dan mata uang
(currency) antara uang dan obligasi ? obligasilah yang bersifat sebagai mata
uang (currency) dan uang (money) bersifat sebagai uang (money).
Lalu bagaimana proses penciptaan uang (money) melalui mata
uang (currency) ? Proses awalnya dimulai dari badan keuangan Negara menerbitkan
obligasi dan obligasi tersebut dibeli dengan uang (money) oleh bank-bank
konvensional maka pertukaran uang (money) dengan obligasi (currency) terjadi
antara badan keuangan Negara dengan bank konvensional. Pada level ini badan
keuangan Negara mendapatkan uang (money) dan bank konvensional mendapatkan
obligasi. Pada level selanjutnya, bank sentral menerbitkan cek dan bank
konvensional menukarkan obligasi yang diterbitkan oleh badan keuangan Negara kepada
bank sentral dimana bank sentral akan memberikan secarik kertas berbentuk cek
kepada bank konvensional dan selanjutnya secara ajaib uang (money) tercipta. Cek
pun bersifat sama dengan obligasi, yaitu sebagai mata uang (currency).
Jika diurutkan maka kejadiannya akan terlihat sebagai berikut :
1. Obligasi
yang diterbitkan oleh badan keuangan Negara dibeli oleh bank konvensional.
2. Bank konvensional menukarkan obligasi tersebut dengan cek yang
diterbitkan oleh bank sentral.
Tapi yang sebenarnya terjadi adalah badan
keuangan Negara hanya menukarkan obligasi kepada bank sentral dengan perantara
bank konvensional dan secara ajaib uang (money) tercipta.
Level 1:
Badan keuangan Negara menerbitkan obligasi dan bank
konvensional memiliki uang (money).
Level 2:
Badan keuangan Negara menerbitkan obligasi dan obligasi
tersebut dibeli oleh bank konvensional yang dibayarkan dengan uang.
Level 3:
Bank konvensional memegang obligasi badan keuangan Negara dan
bank sentral menerbitkan cek.
Level 4:
Bank konvensional menukarkan obligasi yang mereka beli
dengan cek yang diterbitkan oleh bank sentral
Level 5:
Pertukaran antara obligasi dan cek yang terjadi antara bank
konvensional dengan bank sentral secara ajaib akan menciptakan uang yang
dipegang oleh bank konvensional.
Seluruh
gambar-gambar diatas diambil dari Youtube
Dengan melihat gambar-gambar ini maka kelihatan bahwa
sebenarnya badan keuangan Negara hanya bertukar obligasi dengan bank sentral
dan secara ajaib uang tercipta atau uang dicetak.
Dicetak
dari ketiadaan. Dicetak tanpa harus ada deposit. Dicetak tanpa susah payah.
Dicetak tanpa jaminan apa pun. Tidak seperti saya atau pun anda yang harus
bersusah payah untuk mendapatkan uang. Harus memberikan jaminan. Harus memberikan
deposit.Ingatlah bahwa obligasi tersebut ada bunganya karna pada lembaran obligasi tertulis “berikan saya pinjaman satu trilliun hari ini dan saya berjanji akan melunasinya dalam 10 tahun, berikut dengan bunga”.
Siapa yang akan membayarkan bunga tersebut ? jawabannya adalah saya, anda, dan anak cucu kita.
Inilah gambaran tentang UANG, jangan sampai TUHAN anda berubah menjadi UANG.
Source : LINK
Agama samawi manapun juga melarang memperjual belikan uang dan meminta lebih terhadap hutang (riba). Ada yang melarang hanya untuk sanak keluarga saja dana ada yang melarang untuk semua umat manusia.