Akhir-akhir ini muncul satu lagi perkembangan alat analisa untuk melihat transaksi perdagangan saham, yaitu top 5 broker dan foreign flow. Top 5 broker ini dikenalkan oleh Ryan Filbert pada bukunya yang berjudul Bandarmology, teori ini menitik beratkan kepada total jumlah beli 5 buah broker pembeli terbanyak pada satu hari dan total jumlah jual 5 buah broker penjual terbanyak pada hari yang sama.
Sebagai contoh kita ambil data broker summary dari website IPOT yang tertanggal 13-10-2015 pada saham TLKM :
Pada website tersebut ditampilkan daftar 10 buah broker pembeli dan penjual terbanyak pada saham TLKM yang terjadi pada tanggal 13-10-2015 tapi yang kita butuhkan hanya 5 buah saja yang telah kami edit seperti gambar dibawah ini :
Total jumlah barang 5 broker pembeli terbanyak adalah 476,764 lot dan total jumlah barang 5 broker penjual terbanyak adalah 549,580 lot. jika kita selisihkan maka akan ditemukan NET 549,580 - 476,764 = 72,816 lot. Hal ini mampu memberikan gambaran bahwa jika terjadi net buy (jumlah beli lebih byk dari jumlah jual) maka berkemungkinan ada aksi akumulasi. Data net transaksi diatas diakumulasikan setiap hari dan dari situlah kita bisa mengira-ngira harga naik turun ditunjang akumulasi atau tidak atau akumulasi yang terbentuk malah menipu.
Foreign flow juga seperti itu tapi bedanya ini hanya untuk transaksi para pemain yang terdaftar sebagai asing (foreign) jadi data transaksi perdagangan pemain asing pada satu saham dan pada satu hari akan didapat juga net nya jika pemain asing tersebut ada melakukan transaksi pada saham tersebut.
Akumulasi kedua hal tersebut dapat kita pahami lebih lanjut seperti gambar dibawah yang terjadi pada saham META :
Pada waktu rumor beredar di pasar bahwa META ada REPO (penggadaian saham oleh pihak yang memiliki saham META ke pihak lain untuk digadaikan) yang pada waktu itu volume perdagangan harian tiba-tiba menyusut drastis tapi gambaran dari akumulasi foreign dan top 5 broker masih aman karna keduanya belum menunjukan penurunan sementara harga perlahan-lahan mulai turun dan abrulah pada bulan oktober akumulasi foreign dan top 5 broker mengalami penurunan yang memberikan gambaran bahwa terjadi penjualan saham yang diikuti dengan penurunan harga lebih lanjut. Apakah rumor tersebut benar bahwa saham META ada REPO dan yang menerbitkan REPO mau membuat takut para pemegang REPO dengan menjatuhkan harga ? kenapa setelah rumor tersebut muncul tiba2 volume perdagangan menyusut, harga perlahan-lahan turun, dan akumulasi net foreign dan top 5 brokernya juga menunjukan penjualan ? Apakah ini sebuah kebetulan ataukah ada tipuan lain ?
Dan pada bulan november tiba-tiba volume transaksi melonjak naik lagi yang diikuti oleh kenaikan harga dan diikuti juga oleh kenaikan akumulasi net foreign dan top 5 broker, apakah para pelaku penerbit REPO sudah mulai mengcover transaksi jualnya ?
Pada saham MDRN juga terlihat kejanggalan dimana apada akhir oktober tiba-tiba volume transaksi melonjak banyak dan diikuti oleh aksi jual asing dalam jumlah banyak pada saat terjadi penurunan harga. gambar dibawah adalah saham MDRN.
Transaksi perdagang MDRN pada waktu volume melonjak tercatat rata-ratasebesar Rp15,000,000,000 per hari yang terjadi selama dua hari atau dengan total nilai transaksi selama dua hari sebesar Rp 30,000,000,000 dimana asing yang melakukan penjualan (garis akumulasi foreign flow menurun).
Apakah berita ini mampu membuka mata kita siapa dan untuk apa penjualan MDRN tsb :
" Anak usaha MDRN bentuk usaha patungan dengan Warabeya Nichiyo Co. Ltd
Sebagai contoh kita ambil data broker summary dari website IPOT yang tertanggal 13-10-2015 pada saham TLKM :
Pada website tersebut ditampilkan daftar 10 buah broker pembeli dan penjual terbanyak pada saham TLKM yang terjadi pada tanggal 13-10-2015 tapi yang kita butuhkan hanya 5 buah saja yang telah kami edit seperti gambar dibawah ini :
Total jumlah barang 5 broker pembeli terbanyak adalah 476,764 lot dan total jumlah barang 5 broker penjual terbanyak adalah 549,580 lot. jika kita selisihkan maka akan ditemukan NET 549,580 - 476,764 = 72,816 lot. Hal ini mampu memberikan gambaran bahwa jika terjadi net buy (jumlah beli lebih byk dari jumlah jual) maka berkemungkinan ada aksi akumulasi. Data net transaksi diatas diakumulasikan setiap hari dan dari situlah kita bisa mengira-ngira harga naik turun ditunjang akumulasi atau tidak atau akumulasi yang terbentuk malah menipu.
Foreign flow juga seperti itu tapi bedanya ini hanya untuk transaksi para pemain yang terdaftar sebagai asing (foreign) jadi data transaksi perdagangan pemain asing pada satu saham dan pada satu hari akan didapat juga net nya jika pemain asing tersebut ada melakukan transaksi pada saham tersebut.
Akumulasi kedua hal tersebut dapat kita pahami lebih lanjut seperti gambar dibawah yang terjadi pada saham META :
Pada waktu rumor beredar di pasar bahwa META ada REPO (penggadaian saham oleh pihak yang memiliki saham META ke pihak lain untuk digadaikan) yang pada waktu itu volume perdagangan harian tiba-tiba menyusut drastis tapi gambaran dari akumulasi foreign dan top 5 broker masih aman karna keduanya belum menunjukan penurunan sementara harga perlahan-lahan mulai turun dan abrulah pada bulan oktober akumulasi foreign dan top 5 broker mengalami penurunan yang memberikan gambaran bahwa terjadi penjualan saham yang diikuti dengan penurunan harga lebih lanjut. Apakah rumor tersebut benar bahwa saham META ada REPO dan yang menerbitkan REPO mau membuat takut para pemegang REPO dengan menjatuhkan harga ? kenapa setelah rumor tersebut muncul tiba2 volume perdagangan menyusut, harga perlahan-lahan turun, dan akumulasi net foreign dan top 5 brokernya juga menunjukan penjualan ? Apakah ini sebuah kebetulan ataukah ada tipuan lain ?
Dan pada bulan november tiba-tiba volume transaksi melonjak naik lagi yang diikuti oleh kenaikan harga dan diikuti juga oleh kenaikan akumulasi net foreign dan top 5 broker, apakah para pelaku penerbit REPO sudah mulai mengcover transaksi jualnya ?
Pada saham MDRN juga terlihat kejanggalan dimana apada akhir oktober tiba-tiba volume transaksi melonjak banyak dan diikuti oleh aksi jual asing dalam jumlah banyak pada saat terjadi penurunan harga. gambar dibawah adalah saham MDRN.
Transaksi perdagang MDRN pada waktu volume melonjak tercatat rata-ratasebesar Rp15,000,000,000 per hari yang terjadi selama dua hari atau dengan total nilai transaksi selama dua hari sebesar Rp 30,000,000,000 dimana asing yang melakukan penjualan (garis akumulasi foreign flow menurun).
Apakah berita ini mampu membuka mata kita siapa dan untuk apa penjualan MDRN tsb :
" Anak usaha MDRN bentuk usaha patungan dengan Warabeya Nichiyo Co. Ltd
Britama.com – Modern Internasional Tbk (MDRN)
melalui anak usahanya yaitu PT Fresh Food Indonesia (FFI) menjalin
kerja sama dengan perusahaan asal Jepang, yakni Warabeya Nichiyo Co.
Ltd. dengan membentuk usaha patungan (joint venture) yang bergerak dalam
bidang pembuatan produk makanan dan minuman segar bernama PT Fresh Food
Warabeya Indonesia dengan modal dasar ditempatkan Rp 45 miliar.
Porsi kepemilikan saham FFI sebesar 65% saham dalam usaha patungan ini,
sedang 35% dimiliki oleh Warabeya Nichiyo Co. Ltd. Usaha patungan ini
untuk mendukung operasi produksi makanan segar, terutama dalam bidang
penggunaan teknologi produksi serta penelitian dan pengembangan
(research & development) untuk menghasilkan produksi makanan dan
minuman segar dengan kualitas yang lebih baik dengan keamanan yang
terjamin serta kemasan yang lebih baik dan dengan harga yang lebih
terjangkau untuk konsumen 7- Eleven Indonesia.
Warabeya Nichiyo Co. Ltd adalah perusahaan yang tercatat di Tokyo Stock
Exchange yang memproduksi makanan segar dalam kemasan dan makanan segar
lainnya yang dikhususkan untuk ritel “Convenience Stores”. Sampai saat
ini Warabeya Nichiyo Co. Ltd merupakan penyedia utama untuk lebih dari
16.000 gerai 7-Eleven di Jepang melalui 7 lokas pabrik yang tersebar di
Jepang."
Sumber : britama.com
Apakah berita dan transaksi yang terlihat hanyalah sebuah kebetulan atau memang saling berhubungan ?
Semoga teori-teori transaksi yang melacak kepada transaksi broker dan divisualisasikan ini mampu menambah ketajaman analisis kita.