Pada catatan kali ini bertema tentang resiko investasi yang artinya mengatur kerugian pada portfolio berdasarkan pandangan " cash is king " dimana jika "kekeringan uang" maka bisnis akan stop dan kondisi ini disebut dengan "cash bleeding". Berdasarkan keyakinan saya tentang "ketidak pastian" dimana didunia ini tidak ada yang "pasti" maka pengaturan cash akan menjadi pokok pemikiran supaya tidak terjadi "cash bleeding". Saya beranggapan bahwa pengaturan cash akan berefek pada laba dan rugi. Banyak sekali para pebisnis yang menyatakan "two percent mistake" dan hal ini yang mengilhami saya didalam mengatur cash dimana kesalahan yang sanggup saya tanggung hanyalah 2% dari total aset atau dari portfolio. Sebagai contoh portfolio berjumlah Rp 50.000.000 dan berarti kesalahan yang sanggup saya tanggung adalah
Rp 50.000.000 x 2% = Rp 1.000.000. Setiap aset yang dimiliki hanya boleh menanggung kerugian 2% atau sebesar Rp 1.000.000 dari total aset. Penjelesan lebih lanjut bisa dilihat pada gambar ini.
Nilai portfolio sama, yaitu Rp 50.000.000 dan nilai kerugian yang sanggup ditanggung juga sama, yaitu 2%.
pada kolom "lambat" menyatakan bahwa portfolio hanya sanggup menanggung kerugian sebesar Rp 1.000.000 tapi mampu kehilangan seluruh modal yang dialokasikan untuk per masing-masing saham.
misal kita membeli saham A sebesar RP 1.000.000 dan saham B sebesar Rp 1.000.000 lalu saham A rugi 100% dan saham B tetap. Berarti kerugian yang kita tanggung hanya sebesar Rp 1.000.000 saja.
Masing-masing kolom akan berefek kepada tingkat kenyamanan dimana semakin lambat akan semakin nyaman dan semakin cepat akan semakin tidak nyaman dan akan mempengaruhi pertumbuhan portfolio dimana kolom lambat mengalami pertumbuhan yang lambat, kolom sedang akan mengalami pertumbuhan yang sedang dan kolom cepat akan mengalami pertumbuhan yang cepat pula. Saya sendiri banyak menggunakan kolom sedang karna karna tingkat kenyamanannya tidak terlalu jelek dan tingkat pertumbuhannya juga tidak terlalu jelek atau bisa disebut rata-rata.
jika menggunakan kolom "lambat" maka artinya kita siap menanggung penurunan per masing2 saham sebesar 100% tapi hanya sanggup menanggung penurunan portfolio sebesar 2%. Pada kolom "lambat" ini kita akan memiliki 50 buah saham yang berbeda-beda dengan rumus {total portfolio / nominal kerugian portfolio yang sanggup ditanggung}. Rp 50.000.000 / Rp 1.000.000 = 50 buah saham yang berbeda.
Pada kolom "lambat" kita hanya sanggup menanggung kerugian 2% portfolio dan sanggup menanggung 100% kerugian per masing-masing saham dengan pengalokasian dana per saham sebesar Rp 1.000.000 dan kita akan memiliki 50 buah saham yang berbeda.
Pada kolom "sedang" kita hanya sanggup menanggung kerugian 2% portfolio dan sanggup menanggung 10% kerugian per masing-masing saham dengan pengalokasian dana per saham sebesar Rp 10.000.000 dan kita akan memiliki 5 buah saham yang berbeda.
Pada kolom "cepat" kita hanya sanggup menanggung kerugian 2% portfolio dan sanggup menanggung 5% kerugian per masing-masing saham dengan pengalokasian dana per saham sebesar Rp 20.000.000 dan kita akan memiliki 3 buah saham yang berbeda.
Bisa disimpulkan bahwa kolom "cepat" akan memberikan rasa tidak nyaman karna dengan penurunan 5% akan membuat kita kehilangan 2% dari portfolio tapi jika harga sahamnya melesat cepat maka kolom "cepat" ini akan memberikan kontribusi yang besar kepada portfolio yang artinya portfolio akan bertumbuh dengan cepat.
Dalam pengamatan saya selama ini setiap penurunan 10% dari harga akan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk bisa kembali naik ke harga yang lebih tinggi atau bahkan bisa terus menurun ke level yang jauh lebih rendah.