Skema Investasi

Skema Investasi
Skema Investasi

Ekonomi Cycle

Ekonomi Cycle
Source : http://www.fxwords.com/f/fundamental-analysis.html

Indonesia InterBank Rate

Indonesia Total Car Sales

Indonesian 10Yr Bond Yield

Jakarta Stock Exchange

Fx Info Box

Fx Weekly Range

Fx Monthly Pip Banked

Minggu, 15 Desember 2013

Trader sukses dan Trader gagal

Berdasarkan email dari salah satu mailing list yang dikelola oleh pak irwan ariston bernama yahoogroups SAHAM yang di postkan oleh membernya bernama TOBENO bisa memberikan sebuah pandangan yang penting. Berikut isi emailnya :

From    : tobeno2@yahoo.com
subject : [SAHAM] Hi...New Trader
to         : saham@yahoogroups.com

Dari sebuah komuitas trader India dimana saya menyusup ke dalamnya, diperoleh artikel berikut dan saya terjemahankan dengan terbata-bata lalu saya ringkas dengan gaya suka-suka. Aslinya dapat diintip melalui tautan ini:
http://newtraderu.com/?p=2711


Ada 4 tahapan dalam karir seorang trader.

1. Newbie: where you know nothing
2. New trader: where you know something but make nothing
3. Good trader: where you make some money
4. Rich trader: where you no longer trade just for money because you have plenty.

Adalah bahaya bagi new trader yang merasa mereka sudah berada pada tahapan lebih tinggi karena akan terlalu berisiko atas trading yang dilakukan, dan setiap trading size besar akan menyebabkan ketidak-stabilan emosi mereka.

Adalah penting untuk mengetahui kita berada pada tahapan yang mana.

Berikut 10 ciri sebenarnya Anda masih new trader:

1. Tidak paham risk management and psychology trading.
2. Selalu mencari the Holy Grail of trading, sebuah teknik tanpa loss.
3. Tidak tahu bahwa best trader pun mengalami serangkaian kerugian, baik mingguan, bulanan, bahkan ada tahun-tahun rugi. Mereka pikir, rich traders selalu menang.
4. Selalu mencari saham apa yang akan naik atau turun, bukannya fokus pada mekanisme trading.
5. Memberikan tips cuma-cuma kepada orang lain. Good trader memiliki prinsip setiap keputusan berdasarkan pertimbangan pribadi dan tidak membagikannya sebagai tips.
6. Mencari sebuah kemenangan yang besar dan memasukkan semua kapital ke dalamnya. Good trader trading dengan sistem yang baik dengan maksimum risk 1% per trade.
7. Sering keliru antara bull market dan skill.
8. Keliru antara keberuntungan dan skill.
9. Mereka menginginkan advis. Good trader menginginkan sistem yang handal.
10. Mereka pindah dari satu metode ke metode lain, dari satu mentor ke mentor lain, setiap mengalami kerugian. Good trader tahu secara persis, siapa mereka, dan apa metode yang mereka gunakan.

Have a sweet Sunday.

-------------------------------------
"Trading is war. Prepare your weapons, now!"

Much success,
tobeno

Dari email pak tobeno diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa trader sukse selalu memikirkan keamanan dan kenyamanan dengan tenang sementara trader gagal suka membabi buta. Meskipun trader sukses juga mengalami kerugian seperti yang disebutkan pada point 3 tapi pada akhirnya bisa dikatakan bahwa trader sukses akan melihat keseluruhan metode lalu memilih metode mana yang akan digunakan sehingga terbentuk satu system yang bisa membuat mereka aman, nyaman dan tidak terburu-buru.
Saya berfikir email dari pak tobeno ini sangat berguna bagi kelansungan bisnis anda.

Terima Kasih pak tobeno

Senin, 09 Desember 2013

Skenario 3 tahun atau 5 tahun ke depan

Mengingat kembali tentang tulisan " Pembacaan ekonomi makro secara garis besar " dimana inflasi dan deflasi menjadi pokok pegaturan perputaran roda perekonomian yang bisa berimbas pada instrument investasi. Ada baiknya kita mengingat kembali dimana :

Bagan Ekonomi

Pada gambar "Bagan Ekonomi" terdapat beberapa item, yaitu inflasi, suku bunga acuan (SBI), yield obligasi 10th keatas, index saham, currency (kurs), dan harga obligasi. Ini semua adalah system perjalanan dari investasi atau bisnis. Acuan dasarnya adalah inflasi, jd apakah yang terjadi jika inflasi naik dan apa yang terjadi jika inflasi turun ? system ini menjelaskan pada kita. jika garis-garis pada gambar mengarah ke atas berarti naik dan jika mengarah ke bawah berarti turun. Sebagai contoh, jika inflasi naik maka suku bunga acuan akan ikut naik dan yield obligasi juga akan ikut naik dan imbas lainnya index saham akan turun, kurs akan melemah, dan harga obligasi juga ikut turun.
Jika seandainya inflasi saat ini tetap tapi yield obligasi malah naik, ini merupakan akibat dari asumsi partisipan bahwa ke depannya akan terjadi inflasi yang cukup tinggi. Dan begitu juga sebaliknya, jika inflasi saat ini tetap tapi yield obligasi malah turun maka asumsi partisipan bahwa ke depannya akan terjadi deflasi yang cukup tinggi.

Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi pada dunia melalui data-data index dan inflasi dunia.

Inflasi Dunia, USA, dan Indonesia

Gambar inflasi diatas diambil dari Data World Bank. Dari tahun 2008 terjadi penurunan inflasi di dunia dan tahun 2012 pun terjadi penurunan lagi. Itu sebabnya ekonomi indonesia jadi melambat karna dunia pun melambat. Bagaimana efeknya ke instrument lain ?

Instrument dalam bentuk candlestick

Instrument dalam bentuk line

Instrument dalam bentuk percent

BIRU         = INDEX DUNIA
HIJAU       = HARGA OBLIGASI DUNIA
UNGU       = INDEX KOMODITI DUNIA
PINK         = INDEX US DOLLAR
TURQOIS = HARGA EMAS DUNIA
MERAH    = IHSG
HITAM      = S&P 500
HIJAU TERANG = MINYAK
UNGU TERANG = PERTANIAN

Dasar ketiga gambar diatas adalah gambar "Instrument dalam bentuk candlestick". Pada gambar "Instrument dalam bentuk line" candlestick yang ada pada "Instrument dalam bentuk candlestick" dirubah menjadi line agar pergerakannya mudah dicerna. Lalu pada gambar "Instrument dalam bentuk percent" semua pergerakan dihitung dalam persentase sejak QE1 dilaksanakan, dihitung per ITEM sejak QE1 hingga data terakhir pada gambar sehingga terlihat mana pertumbuhannya yang paling banyak.

Gambar instrument-instrument diatas menjelaskan kepada kita bahwa setelah krisis 2008 dan USA melakukan pencetakan uang melalui QE1 maka berimbas kepada dunia dimana USA meng-export uangnya ke seantero dunia yang mengakibatkan harga obligasi naik, index saham dunia naik, index komoditi naik, harga emas naik, IHSG naik, dan S&P 500 juga naik. Tapi index US dollar melemah yang artinya mata uang selain US Dollar menguat. Kenapa dollar melemah dan index saham USA malah naik ? bukannya jika kurs melemah maka saham pun melemah ?
Ini bukti bahwa USA melakukan " Wealth Transfer " atau transfer kekayaan. USA melakukan pencetakan uang dan uang-uang tersebut di export ke seantero dunia untuk menaikkan perekonomiannya yang nantinya bisa kita lihat di USA akan terjadi inflasi.
Trend pergerakan terakhir dari index US Dollar (garis pink) menunjukan adanya penguatan dan jika dalam 5 th ke depan index usd menguat (naik banyak) atau USDollar ditarik secara besar-besaran maka kita tahu bahwa pasar dunia atau ekonomi dunia akan jatuh lagi dan dunia akan krisis. Yang jelas sebab krisis ke depannya adalah USA menarik lagi uang (dollar) yang telah mereka export ke seantero dunia untuk memperkuat ekonominya dari laba yang mereka dapatkan dari aksi transfer kekayaannya tapi bagaimana caranya saya pun belum tahu dan hal tersebut berkemungkinan akan terjadi sebab sejarahnya selalu seperti itu dan terus-terusan berulang hingga sekarang.
Index USDollar

Jika krisis ini datang dalam 5 tahun ke depan maka kita mesti konvert aset-aset kita kedalam bentuk usd atau emas dengan nilai rupiah. Begitu keadaan krisis mulai mereda maka perlahan-lahan kita masuk ke obligasi dan hasil obligasi kita bawa masuk ke pasar saham (berarti bisnis real akan ikut bergerak) . Sesuai dengan gambar "bagan ekonomi".
Tapi untuk beberapa masa, ya katakanlah dalam 2 tahun ke depan sepertinya USDollar belum akan ditarik masuk ke USA secara besar-besaran karna index usdollar keluar dari trend naiknya dan berkemungkinan USA masih akan terus melanjutkan proyek transfer kekayaannya sehingga market masih bisa bernafas untuk sesaat.

Persiapkan diri untuk menghadapi krisis yang berkemungkinan akan terjadi 5 tahun ke depan, jangan panic, stay focus dan review terus perubahan-perubahan yang terjadi sehingga kita tidak "stuck" atau menjadi bias dengan pemahaman kita.

Rabu, 20 November 2013

Pengaturan Resiko Portfolio

Pada catatan kali ini bertema tentang resiko investasi yang artinya mengatur kerugian pada portfolio berdasarkan pandangan " cash is king " dimana jika "kekeringan uang" maka bisnis akan stop dan kondisi ini disebut dengan "cash bleeding". Berdasarkan keyakinan saya tentang "ketidak pastian" dimana didunia ini tidak ada yang "pasti" maka pengaturan cash akan menjadi pokok pemikiran supaya tidak terjadi "cash bleeding". Saya beranggapan bahwa pengaturan cash akan berefek pada laba dan rugi. Banyak sekali para pebisnis yang menyatakan "two percent mistake" dan hal ini yang mengilhami saya didalam mengatur cash dimana kesalahan yang sanggup saya tanggung hanyalah 2% dari total aset atau dari portfolio. Sebagai contoh portfolio berjumlah Rp 50.000.000 dan berarti kesalahan yang sanggup saya tanggung adalah
Rp 50.000.000 x 2% = Rp 1.000.000. Setiap aset yang dimiliki hanya boleh menanggung kerugian 2% atau sebesar Rp 1.000.000 dari total aset. Penjelesan lebih lanjut bisa dilihat pada gambar ini.


Nilai portfolio sama, yaitu Rp 50.000.000 dan nilai kerugian yang sanggup ditanggung juga sama, yaitu 2%.
pada kolom "lambat" menyatakan bahwa portfolio hanya sanggup menanggung kerugian sebesar Rp 1.000.000 tapi mampu kehilangan seluruh modal yang dialokasikan untuk per masing-masing saham.
misal kita membeli saham A sebesar RP 1.000.000 dan saham B sebesar Rp 1.000.000 lalu saham A rugi 100% dan saham B tetap. Berarti kerugian yang kita tanggung hanya sebesar Rp 1.000.000 saja.
Masing-masing kolom akan berefek kepada tingkat kenyamanan dimana semakin lambat akan semakin nyaman dan semakin cepat akan semakin tidak nyaman dan akan mempengaruhi pertumbuhan portfolio dimana kolom lambat mengalami pertumbuhan yang lambat, kolom sedang akan mengalami pertumbuhan yang sedang dan kolom cepat akan mengalami pertumbuhan yang cepat pula. Saya sendiri banyak menggunakan kolom sedang karna karna tingkat kenyamanannya tidak terlalu jelek dan tingkat pertumbuhannya juga tidak terlalu jelek atau bisa disebut rata-rata.
jika menggunakan kolom "lambat" maka artinya kita siap menanggung penurunan per masing2 saham sebesar 100% tapi hanya sanggup menanggung penurunan portfolio sebesar 2%. Pada kolom "lambat" ini kita akan memiliki 50 buah saham yang berbeda-beda dengan rumus {total portfolio / nominal kerugian portfolio yang sanggup ditanggung}. Rp 50.000.000 / Rp 1.000.000 = 50 buah saham yang berbeda.
Pada kolom "lambat" kita hanya sanggup menanggung kerugian 2% portfolio dan sanggup menanggung 100% kerugian per masing-masing saham dengan pengalokasian dana per saham sebesar Rp 1.000.000 dan kita akan memiliki 50 buah saham yang berbeda.
Pada kolom "sedang" kita hanya sanggup menanggung kerugian 2% portfolio dan sanggup menanggung 10% kerugian per masing-masing saham dengan pengalokasian dana per saham sebesar Rp 10.000.000 dan kita akan memiliki 5 buah saham yang berbeda.
Pada kolom "cepat" kita hanya sanggup menanggung kerugian 2% portfolio dan sanggup menanggung 5% kerugian per masing-masing saham dengan pengalokasian dana per saham sebesar Rp 20.000.000 dan kita akan memiliki 3 buah saham yang berbeda.
Bisa disimpulkan bahwa kolom "cepat" akan memberikan rasa tidak nyaman karna dengan penurunan 5% akan membuat kita kehilangan 2% dari portfolio tapi jika harga sahamnya melesat cepat maka kolom "cepat" ini akan memberikan kontribusi yang besar kepada portfolio yang artinya portfolio akan bertumbuh dengan cepat.
Dalam pengamatan saya selama ini setiap penurunan 10% dari harga akan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk bisa kembali naik ke harga yang lebih tinggi atau bahkan bisa terus menurun ke level yang jauh lebih rendah.

Selasa, 22 Oktober 2013

Sabtu, 19 Oktober 2013

Selasa, 20 Agustus 2013

Menyikapi Kenaikan Imbal Hasil Obligasi Global

Sumber : Uni Sosial Demokrat (Oleh: Budi Susanto)


Pasar obligasi global tersentak ketika Bank Sentral di beberapa negara, seperti Selandia Baru, Eropa, dan Afrika Selatan menaikkan suku bunga tanpa terduga sebelumnya pada awal Juni lalu. Apalagi, pada saat yang bersamaan pelaku pasar di AS memperkirakan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sepanjang tahun 2007 ini.
Pasar obligasi Indonesia tidaklah imun terhadap berbagai perkembangan global tersebut. Bagaimana sebaiknya investor menyikapi situasi ini?
Pada pertengahan Juni 2007 terjadi gejolak penurunan harga obligasi hampir di seluruh negara. Penurunan tersebut dipicu kekhawatiran peningkatan laju inflasi di berbagai negara akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Laju inflasi yang tinggi dikhawatirkan akan memicu kenaikan suku bunga secara global sehingga harga obligasi di pasar global terkoreksi.

Conundrum di pasar obligasi AS telah berakhir. Normalisasi imbal hasil (yield) jangka panjang tengah berlangsung seiring dengan peningkatan yield obligasi global.
Secara teoretis, pada saat suku bunga The Fed cenderung meningkat, bentuk kurva yield yang normal adalah yang mempunyai slope positif. Artinya, yield jangka panjang lebih tinggi dari yield jangka pendek. Ada berbagai hipotesis yang menjelaskan bentuk kurva yield normal ini. Salah satunya adalah hipotesis ekspektasi. Hipotesis ini mengatakan bahwa bentuk kurva yield dibentuk oleh ekspektasi terhadap suku bunga di masa datang.
Bentuk kurva normal menggambarkan ekspektasi akan terjadi kenaikan tingkat bunga jangka pendek (The Fed Funds rate) di masa datang yang ditimbulkan oleh kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan laju inflasi.
Sebaliknya, kurva yield yang memiliki slope negatif (inverted), yakni saat yield jangka panjang lebih rendah dari yield jangka pendek, menggambarkan bahwa pasar memperkirakan suku bunga akan turun (karena perkiraan ekonomi melambat atau akan memasuki masa resesi sehingga dibutuhkan stimulus dari sisi moneter dalam bentuk penurunan suku bunga). Jadi, dalam keadaan yang normal, kemiringan kurva yield akan searah dengan arah pergerakan suku bunga jangka pendek, terutama The Fed.
Situasi di mana yield jangka panjang surat utang Pemerintah AS (US-Treasury) lebih rendah dari yield jangka yang lebih pendek (padahal ketika itu The Fed masih menaikkan suku bunga) yang pernah terjadi di pasar obligasi AS amat bertentangan dengan teori yang disebutkan di atas sehingga oleh Greenspan disebut sebagai sebuah conundrum. Artinya, sesuatu yang membingungkan. Conundrum seperti ini tidak terjadi di pasar obligasi Indonesia, paling tidak selama dua tahun terakhir.
Conundrum terjadi karena pelaku pasar AS bertaruh bahwa penaikan suku bunga akan segera membawa ekonomi AS memasuki masa resesi sehingga suku bunga akan segera turun dalam waktu dekat. Namun, pelaku pasar obligasi di AS telah merevisi pandangan mengenai kebijakan moneter the Fed.
Optimisme bahwa suku bunga di AS akan diturunkan dalam waktu dekat tampaknya sudah tidak menjadi pandangan umum lagi. Selama paruh pertama 2007, kita melihat yield jangka panjang US-Treasury mengalami peningkatan yang signifikan, sementara yield jangka pendek sebaliknya mengalami penurunan.
Dampak ke pasar domestik
Pasar obligasi Indonesia tidak terpisahkan dari perubahan yang terjadi di pasar global karena sistem keuangan Indonesia saat ini memiliki derajat keterbukaan yang lebih tinggi di bandingkan masa lalu. Hal ini dapat dilihat pada pergerakan obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun antara Indonesia dan AS yang memiliki arah pergerakan yang relatif sama. Ketika yield US-Treasury mengalami lonjakan pada tanggal 7 Juni 2007 akibat kenaikan suku bunga di beberapa negara, keesokan harinya (8 Juni) yield obligasi surat utang negara (SUN) Indonesia mengalami kenaikan tajam juga. Tetapi untungnya tekanan kenaikan yield di pasar obligasi rupiah cepat mereda karena investor cepat menyadari situasi di Indonesia tidak sama dengan yang terjadi di AS.
Apakah persamaan dan perbedaan antara pasar obligasi di Indonesia dan di AS?
Persamaannya, investor di Indonesia dan AS sama-sama telah melakukan valuasi dengan menggunakan tingkat bunga yang diekspektasi akan turun. Artinya, ekspektasi penurunan suku bunga telah di-price in di dalam pembentukan harga obligasi di pasar sehingga harga obligasi mengalami kenaikan pesat sehingga yield tertekan ke bawah. Tidak mengherankan harga obligasi mengalami rally yang panjang di kedua negara dalam waktu lebih dari satu tahun sampai dengan awal tahun 2007.
Hubungan harga dan yield obligasi adalah berbanding terbalik. Jika harga naik, yield obligasi akan turun.
Ketika ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tampaknya tidak akan terealisasi (paling tidak di tahun 2007), pelaku pasar menghitung ulang harga US-Treasury dengan menggunakan suku bunga yang telah direvisi. Pasar memperkirakan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat akibat pertumbuhan ekonomi AS masih tinggi sehingga berpotensi memicu tekanan inflasi.
Beruntung pergerakan suku bunga di Indonesia dan AS berbeda arah. Dengan laju inflasi yang cenderung menurun, suku bunga acuan (BI Rate) diperkirakan masih berpeluang turun. Jadi, investor obligasi rupiah tidak perlu merevisi valuasi harga obligasi karena ekspektasi penurunan suku bunga diperkirakan akan terealisasi. Perbedaan inilah yang diperkirakan akan membuat arah pergerakan yield obligasi di AS dan di Indonesia berbeda. Jadi, yield US-Treasury diperkirakan tidak akan banyak turun dalam beberapa bulan ke depan, sedangkan yield obligasi SUN masih berpotensi mengalami penurunan.

Dengan demikian, walaupun harga obligasi rupiah sempat terhuyung oleh imbas kenaikan yield global, namun kenaikan tersebut diperkirakan terbatas. Dan jika ditelaah lebih teliti, yield obligasi saat ini tidak lebih tinggi dari level angka dua bulan lalu. Patut dicatat juga bahwa kenaikan yield tidak mengangkat yield obligasi rupiah ke level yang tertinggi. Kenaikan yang terjadi lebih tepat dikatakan sebagai koreksi terhadap penurunan yield yang sangat cepat yang terjadi selama dua tahun terakhir.
Sikap investor obligasi
Bagaimana seharusnya investor merespons kenaikan yield obligasi yang terjadi belakangan ini? Ada dua hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, perhatikan fakta bahwa ketika yield naik berarti harga turun. Jadi, harga obligasi saat ini relatif lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Bagi investor yang selama ini menilai harga obligasi sudah terlalu tinggi, mungkin sekarang saatnya untuk mengalokasikan dananya kembali ke obligasi. Harga yang lebih murah tentunya menawarkan potensi imbal hasil yang lebih menarik.
Hal yang kedua yang perlu diperhatikan adalah arah pergerakan pasar obligasi. Dengan prospek BI Rate masih akan menurun dengan kisaran sebesar setengah sampai satu persen lagi dalam tahun ini, maka investor yang telah memiliki obligasi rupiah di dalam portofolio investasinya tidak perlu panik.
Menurut perhitungan kami, kenaikan yield yang terjadi kini hanya bersifat sementara, terutama untuk obligasi berjangka panjang (lebih dari 10 tahun).
Sebagai contoh, yield obligasi berjangka waktu 10 tahun (saat ini 8,95 persen) memberikan premi sebesar 0,45 persen di atas BI Rate. Angka ini lebih baik dari US-Treasury 10 tahun yang memberikan yield 5,08 persen, yang bahkan lebih rendah dari Fed Fund Rate saat ini sebesar 5,25 persen. Pada saat BI Rate turun, maka premi yang diberikan obligasi SUN akan menjadi lebih besar sehingga diperkirakan akan mendorong kenaikan harga obligasi kembali.
Jadi, investor obligasi tidak perlu panik terhadap kenaikan yield obligasi. Investor yang mendapat imbal hasil yang baik secara konsisten biasanya adalah mereka yang berkepala dingin dan bijak dalam berinvestasi.


URL Source: http://kompas.com/kompas-cetak/0707/02/ekonomi/3646358.htm

Budi Susanto Head of Fixed Income Research-Danareksa Sekuritas

Senin, 01 Juli 2013

Kenaikan BBM 44.44%

Kemaren ini pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi lagi sebesar 44.44% dari 4500 menjadi 6500 untuk premium.
Kenaikan bbm ini banyak dikhawatirkan oleh banyak pihak termasuk oleh partai-partai oposisi bahwa akan memicu kenaikan harga yang diluar kendali. Mari kita lihat faktanya setelah kenaikan bbm beberapa masa lalu.

sejarah kenaikan BBM subsidi di indonesia
 

Terlihat pada 24 mei 2008 premium naik dari 4.500 menjadi 6.000 naik cuma 33.33%, sementara juni 2013 premium naik dari 4.500 menjadi 6.500 atau naik sebesar 44.44%. kenaikan premium th 2013 lebih besar dari kenaikan premium mei 2008.

Efek dari kenaikan bbm th 2008
Inflasi mei 2008 tercatat 8.96% dan terus naik hingga mencapai 12.14% pada oktober 2008.

Efek dari kenaikan bbm th 2013
Inflasi juni 2013 tercatat 5.9% sementara kenaikan premium premium subsidi 2013 jauh lebih besar dari kenaikan premium 2008. Kenaikan premium yang besar ini belum mampu mendongkrak inflasi keluar dari jalur 10% seperti th 2008.
CPI indonesia
CPI indonesia sendiri selama tahun 2013 untuk sementara waktu turun dari 138.78 hingga 138.6 ini menandakan Deflasi mulai menggerogoti harga-harga di indonesia.Semoga saja tekanan deflasi dari luar tersebut tidak semakin parah dan inflasi pun juga tidak parah keluar dari jalur 10%.

Rabu, 19 Juni 2013

Time Frame 6 Bulan Komoditi, Mata uang, Obligasi, dan Saham

Pembagian lainnya kepada time frame dari grafik harga adalah time frame 6 bulan yang artinya kita membagi masa waktu menjadi 6 bulan yang terhitung sejak awal tahun dan dipisah per 6 bulan. Awal Januari hingga akhir Juni adalah time frame 6 bulan pertama atau disebut dengan 1H dan awal Juli hingga akhir Desember adalah time frame 6 bulan ke dua atau disebut dengan 2H.

Seperti pada gambar Eur/Usd berikut dimana awal tahun atau awal periode 1H ditandai oleh garis vertical berwarna kuning dan awal periode 2H ditandai oleh garis vertical berwarna merah.


Time frame 6 bulan ini memiliki karakter wajarnya, yaitu dimana jika harga 6 bulan sebelumnya harga up trend maka kemungkinannya pada 6 bulan berikutnya harga akan down trend atau stagnan.
Dan jika 6 bulan sebelumnya harga down trend maka kemungkinannya pada 6 bulan berikutnya harga akan up trend atau stagnan.
Kita mesti ingat juga bahwa pergerakan harga itu ada 3 jenis, yaitu Up trend, Down trend atau Stagnan.
Time frame 6 bulan ini juga memiliki karakter tidak wajarnya, yaitu jika 6 bulan sebelumnya harga up trend dan pada 6 bulan berikutnya harga terus up trend melewati titik puncak 6 bulan sebelumnya maka berkemungkinan harga akan terus rally up trend.
Dan jika pada 6 bulan sebelumnya harga down trend dan pada 6 bulan berikutnya harga terus down trend melewati titik terendah 6 bulan sebelumnya maka berkemungkinan harga akan terus rally down trend.


Garis horizontal berwarna BIRU menandakan titik puncak trend pada masa 6 bulan.
Garis horizontal berwarna PINK menandakan titik terendah trend pada masa 6 bulan.

Oleh sebab itu kita mesti tau 6 bulan sebelumnya harga up trend atau down trend atau stagnan.
Jika stagnan tentunya harga berkemungkinan akan up trend jika menembus titik puncak stagnansi 6 bulan sebelumnya atau harga berkemungkinan akan down trend jika harga menembus titik terendah stagnansi 6 bulan sebelumnya. Hal ini jika harga mengalami stagnansi pada 6 bulan sebelumnya.



Kamis, 02 Mei 2013

Pasar Obligasi Akan Di Buru Investor

Akhir-akhir ini emas mulai membentuk tren turun yang disebabkan mulai banyak orang mencairkan aset yang dianggap likuid karna mulai kekurangan uang. Beberapa pekan sebelumnya emas turun 5% dalam sehari, itu angka penurunan yang sangat fantastis untuk hitungan 1 hari pada pasar komoditi, index saham, mata uang, dan obligasi.
Mengingat pada postingan sebelumnya Tentang Uang dimana emas dibandingkan dengan perak. Yang pernah tercatat sepengetahuan saya pembandingan emas dengan perak dimana nilainya 1:10 ada pada zaman kejayaan islam. Saat ini tentunya nilai tersebut tidak 1:10 lagi tapi sudah berubah-rubah bahkan pernah 1:89 pada tahun 1990 yang artinya nilai emas terhadap perak mahal sekali dan pada saat ini perbandingannya adalah 1:60.


Sekarang mari kita lihat pembandingan antara emas dengan obligasi, emas dengan saham, dan obligasi dengan saham. Saya tidak menunjukan nilainya tapi trennya.
Data index obligasi dunia dapat dilihat pada SPDR Barclays International Treasury Bd atau iShares Barclays 10-20 Year Treasury Bd dan data index saham dunia dapat dilihat pada iShares MSCI Emerging Markets Index.

Rumus
1. Emas dan perak = emas / perak (tren naik, emas mahal. tren turun, emas murah)
2. Emas dan obligasi = emas / obligasi (tren naik, emas mahal. tren turun, emas murah)
3. Emas dan saham = emas / saham (tren naik, emas mahal. tren turun, emas murah)
4. Obligasi dan saham = obligasi / saham (tren naik, obligasi mahal. tren turun, obligasi murah)


Pada gambar diatas bisa disimpulkan bahwa terhadap apa pun emas tergolong masih mahal meskipun harga sudah turun lumayan banyak sempat turun sebanyak 30% dari puncaknya yang di capai pada bulan September 2011 dan terendah sementara pada bulan April 2013. Sudah turun banyak tapi belum cukup banyak. Pasar komoditi masih akan menghadapi guncangan-guncangan.
Sehari sebelum tulisan ini dibuat banyak berita mengenai index saham negara philipina yang dikatakan index sahamnya naik hebat dikarenakan negaranya sudah masuk investment grade, akibatnya index saham philipina mencetak rekor tertinggi baru yaitu 7.000 . Ini menandakan bahwa investor masih merasa nyaman dengan pasar saham.
Melihat gambar diatas sepertinya pasar saham pun mulai di ujung tren kenaikannya, obligasi/saham menurun terus trennya yang menandakan obligasi lebih murah dari saham. Inilah kenapa judul postingan ini pasar obligasi akan diburu investor. Tentunya negara yang akan menerbitkan obligasi adalah negara-negara yang sedang bermasalah seperti Amerika dan Euro, bagaimana dengan Asia? jika asia pun bermasalah maka asia juga akan mengambil tindakan yang sama, yaitu menerbitkan obligasi.

Minggu, 21 April 2013

UANG

Jika diperhatikan saat ini sepertinya uang telah berubah menjadi sebuah komoditi yang paling dicari-cari manusia. Ada juga benarnya fenomena tersebut karna di jaman sekarang ujung-ujungnya adalah uang.
Banyak keluarga maupun sanak saudara kita atau diri kita sendiri yang pada akhirnya terjebak pada system uang ini dan parahnya seolah-olah "men-tuhan-kan" uang. Semoga kita semua terhindar dari godaan uang dan jika tergoda, semoga kembali ke jalan yang benar.

Ada baiknya kita melihat sejarah dari uang ini. Berawal dari kebutuhan jasmani dan rohani manusia terhadap "benda" dan berkembang menjadi "harta". Jasmani membutuh sebuah benda yang di sebut komoditi untuk kebutuhan primer, sekunder, dan lux. Rohani membutuhkan "semua benda" untuk ego atau nafsunya yang berujung pada keserakahan.
Semua benda yang dibutuhkan manusia, ada di bumi ini yang telah diberikan atau disiapkan TUHAN untuk mensuply kebutuhan manusia di dunia. Dengan benda-benda tersebut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya maka terciptalah sebuah system pertukaran barang yang disebut dengan "barter".
Sebagai contoh, si A memiliki beras sebanyak 1 karung dan si B  memiliki kentang sebanyak 1/2 (setengah) karung. Si A membutuhkan barang yang ada pada si B dan si B menginginkan barang yang ada pada si A dan mereka bertemu pada suatu tempat dan melakukan pertukaran, yaitu si A menukarkan setengah karung berasnya dengan semua kentang yang di miliki oleh si B dan si B mendapatkan setengah karung beras.
Barang awal yang dimiliki A saya kasi warna biru dan barang awal yang dimiliki B saya kasi warna ungu. Perhatikan perpindahan barang A ke B dan barang B ke A.

Pada ilustrasi diatas bisa kita lihat bahwa setengah karung beras dihargai sama dengan setengah karung kentang dan si A akhirnya memiliki dua buah benda dengan berat 1 karung dan si B memiliki benda baru dengan berat setengah karung juga. Bisa disimpulkan bahwa si A bertambah hartanya meskipun ukurannya tetap dan si B tetap hartanya cuman bendanya saja yang berubah.
Inilah yang di sebut dengan barter. Lama kelamaan orang-orang mulai merasa susah untuk membawa beban yang berat (bayangkan jika anda menginginkan setengah karung kentang maka anda harus membawa setengah karung beras. contoh diatas), pertanyaanya apakah setengah karung beras sama nilainya dengan setengah karung kentang ?
Ringkasnya, pada abad sebelum masehi orang-orang mencari solusi untuk hal ini, dimana orang-orang ini menyatakan bahwa emas-lah yang dijadikan alat tukar dimana emas ini adalah sebuah logam yang tahan lama, tidak berkarat dan memiliki nilai maupun nominal yang sesuai dan nilainya relatif stabil. Lalu orang-orang pada zaman itu mencetak emas menjadi koin yang mana koin-koin emas tersebut di sebut sebagai uang. Koin yang dicetak dari emas (menggunakan bahan emas) inilah yang menjadi alat tukar, sebuah system yang lebih baik dari pada barter.
Munculah pertanyaan dari hal ini "orang tertentu bisa saja memiliki tambang emas dan mencetak koin emas untuk diri mereka sendiri ?"
orang-orang pada zaman itu mengambil kebijakan lagi bahwa koin-koin emas tersebut akan di berikan stempel khusus diatasnya sebagai tanda keabsahannya dari pemerintahan, jadi hanya koin-koin emas yang disetujui pemerintahanlah yang akan digunakan sebagai alat tukar. Hal inilah yang dilakukan umat manusia ribuan tahun lamanya.
Dalam sejarah islam pun juga menggunakan system uang dimana koin-koin emas dan perak digunakan. Tercatat bahwa 1 koin emas mengandung 4.25 gram emas dan 1 koin perak mengandung 2.975 gram perak. Perbandingan ukuran antara emas dan perak adalah 7:10 berarti berat 7 koin emas (4.25 gram emas x 7 koin emas = 29.75 gram emas) sama dengan berat 10 koin perak (2.975 gram perak x 10 koin perak = 29.75 gram perak).
Bagaimana dengan nilainya ? Pada awalnya mereka menggunakan ratio 1:10 yang artinya nilai 1 koin emas sama dengan nilai 10 koin perak. Jadi dibutuhkan 10 koin perak supaya bisa ditukarkan dengan 1 koin emas.

 Sumber : Diambil dari berbagai macam media dan diolah

Beberapa sejarah yang tercatat pada berbagai buku maka bisa kita lihat perubahan-perubahan kedua logam ini meskipun rationya sama yang berarti nilainya berubah

 Sumber : Dari berbagai macam media dan diolah

Pada masa Islam nilainya di patok 1 koin emas sama dengan 10 koin perak dan beratnya juga di patok yaitu
1 koin emas sama dengan 4.25 gram emas dan 1 koin perak sama dengan 2.975 gram perak.
Tapi telah terjadi perubahan-perubahan pada nilainya, bisa diasumsikan bahwa untuk :
  1. Kolom koin perak pada SEJARAH NILAI jika NILAI nya lebih Besar dari 10 menandakan harga emas sudah masuk kategori MAHAL.
  2. Kolom koin perak pada SEJARAH BERAT jika NILAI nya lebih besar dari 10 menandakan harga emas sudah masuk kategori MAHAL.
Pada harga penutupan tanggal 19 April 2013 (emas $ 1,392.60/Oz dan perak $ 22.96/Oz) nilainya berubah dari 1:10 menjadi 1:60.6 dan takaran berat berdasarkan harga juga berubah dari 7:10 menjadi 7:42.4.

Sampai disini, bisa disimpulkan bahwa barang masih ditukarkan dengan barang atau barter masih terjadi tapi bentuk dan nilainya sudah berubah dan memiliki standard yaitu koin emas.

Ribuan tahun orang berdagang menggunakan koin-koin emas sampai mereka menemukan masalah bahwa membawa emas dan perak kemana-mana juga dirasakan masih terlalu berat.
Pada abad 16 masalah ini terpecahkan dengan munculnya para tukang emas (goldsmith) menjadi banker. Yang paling banyak tercatat tentang para goldsmith ini banyak muncul di England perbankan mulai semarak dimana para goldsmith ini menyediakan tempat peyimpanan emas bagi seluruh orang maupun negara, siapa pun yang menyimpan emas pada mereka akan dikenakan biaya penyimpanan. Kegiatan ini semakin semarak dengan munculnya keluarga yahudi yang bernama Rothschild menjadi goldsmith. Sebagai tanda bukti bahwa si A atau si B menyimpan emas pada mereka, maka si A dan si B akan diberikan sebuah kwitansi yang menyatakan bahwa si A telah meyimpan emas pada goldsmith sebanyak sekian gram atau bahwa si B telah menyimpan emas pada goldsmith sebanyak sekian kilogram. Lama kelamaan kwitansi tersebut berubah menjadi alat tukar karna orang-orang malas untuk bolak-balik ke tempat goldsmith untuk mengambil emas sebelum pergi ke pasar dan hal inilah pemicu terjadinya UANG KERTAS.
Para tukang emas ini menyarankan kepada pemerintah untuk menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang sah dan semua biaya cetak uang tersebut dibayarkan oleh para tukang emas ini. meyebarlah uang kertas di masyarakat dan simpanan emas rakyat maupun negara tersimpan pada bunker-bunker goldsmith ini, tukang emas berubah menjadi BANKER. Bisnis semakin bergairah, rakyat dan negara senang karna tidak perlu repot-repot membawa benda-benda berat untuk melakukan barter. Ekonomi semakin maju hingga banyak orang yang membutuhkan lebih banyak uang kertas lagi untuk melakukan bisnis sehingga terciptalah system kredit dan dari setiap kredit yang di kucurkan akan dimintai BUNGA dan JAMINAN, yang tidak bisa bayar hutang maka jaminan akan DISITA. Disnilah ANEHnya dan sebagai contoh misalkan pada satu negara yang bernama republik abal-abal terdapat 5 orang, si A seorang banker , si B presiden, si C pebisnis kayu, si D pebisnis brg tambang, dan si E pebisnis manufactur. si A atau banker menyetak uang senilai $80 dan di pecah menjadi pecahan $20, berarti terdapat 4 lembar uang kertas pecahan $20 dengan total semua adalah $80.
A banker yang menerbitkan uang kertas
B mendapatkan selembar pecahan $20
C mendapatkan selembar pecahan $20
D mendapatkan selembar pecahan $20
E mendapatkan selembar pecahan $20
Uang menyebar, bisnis bergairah dan negara abal-abal menjadi maju. Masyarakat negara abal-abal membutuhkan lebih banyak uang lagi sehingga si goldsmith mencetak uang baru dengan perbandingan 1:9 karna si goldsmith berpendapat bahwa di dalam 9 orang yang meminjam akan terdapat 1 orang yang tidak bisa mengembalikan pinjaman. goldsmith mencetak uang baru dengan total nilai sebesar $80 x 9 = $ 720 yang mana setiap kreditur yang meminjam akan di kenakan bunga sebesar 5% setiap tahun dari jumlah yang dipinjam. Jaminan dari seluruh uang tersebut adalah simpanan emas rakyat yang ada pada goldsmith. Seluruh uang menyebar di masyarakat dengan total nilai $80 + $720 = $ 800 tapi yang dikenakan bunga 5% hanya dari nilai $720 (uang baru) atau sebesar $720 x 5% = $36. Semua orang senang karna bunganya tidaklah besar tapi ada keanehan dari system ini yaitu bunga 5% atau $36, ke anehannya adalah bagaimana bisa bunga 5% atau $36 tersebut bisa dibayarkan sementara jumlah uang yang ada hanya $800 saja ?
jika di cicil maka hitungannya menjadi $800 / $36 = 22.2 Tahun, jumlah uangnya tidak cukup untuk membayar bunga tersebut meskipun kecil nilainya. Jika pun uang baru tidak di cetak tapi dikenakan bunga 5% berarti $80 x 5% = $4, jika dicicil maka dalam $80 / $4 = 20 tahun uang tersebut habis dan kembali semuanya kepada banker.
Sebuah fenomena yang menarik bukan ? ingatlah, yang memproduksi uang hanya BANKER, bukan rakyat dan juga bukan pemerintah tapi BANKER. Yang mengatur supply uang juga BANKER.
Solusi yang ditawarkan banker adalah dengan terus menerus mencetak uang baru sampai pada akhirnya simpanan emas tidak cukup untuk melunasi bunga sehingga tidak ada lagi penjaminan uang dari simpanan (emas), penjaminan uang terhadap emas berakhir dengan berakhirnya perjanjian Bretton Woods pada tanggal 15 Agustus 1971 dan system Gold Standard pun berakhir.
Munculah system baru yang di sebut dengan DEBT BASED MONEY SYSTEM (system uang berdasarkan hutang) dan hutang terus-terusan digandakan yang di kenal dengan istilah FRACTIONAL RESERVE BANKING (menggandakan kredit). System baru ini digunakan oleh seluruh negara dan jika ada negara yang menolak akan berujung pada PERANG. Terkadang masing-masing negara memiliki istilah atau sebutan sendiri terhadap debt based money system ini tapi selagi masih saja ada bunga maka semua SAMA SAJA.
Salah satu quote dari Rothschild :
Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara, maka saya tidak peduli siapa yang menulis hukum di negara tersebut.” - Mayer Amschel Rothschild. 1790 –
Penjelasan mengenai debt based money system ini bisa diliat pada video Youtube
Penjelasan mengenai Fractional reserve banking bisa dilihat pada video Youtube
Dengan penciptaan HUTANG ekonomi sekarang bisa bergerak pesat dan yang akan berhutang adalah kita juga sebagai umat manusia jadi hutang kitalah yang menggerakkan perekonomian.
Bicara soal bahan uang secara teori, turunnya nilai uang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan bahan apa yang dipakai untuk dijadikan sebagai uang. Menyalahkan inflasi kepada uang kertas rasanya merupakan statement yang kurang adil kepada uang kertas karna kontrol supply uang lah yang menjadi masalah, kita yang mengizinkan fractional reserved banking, kembali pun ke system gold standard juga tidak akan merubah apa-apa kalau kita tetap hidup dalam fractional reserve banking dengan ratio yang bisa dirubah sesuka hati. Uang kertas memang bisa dipalsukan dan begitu juga dengan nota emas.
Saya sendiri tidak masalah bahan apa yang digunakan sebagai uang, problemnya adalah debt based money system, bunga uang, dan fractional reserve banking.
Begitu banyaknya uang dicetak dan itulah yang akan di control oleh banker, jika kebanyakan supply uang maka terjadi HYPER INFLASI dan jika sedikit supply maka terjadi DEFLASI.
Proses pencetakan uang ini bisa kita temui juga pada sebuah perusahaan. Jika perusahaan tersebut sedang dalam kondisi rusak (kekurangan uang dan hutang banknya menggunung) maka  pihak manajemen perusahaan tersebut akan memberi opsi kepada pemegang saham untuk melakukan right issue (penambahan modal dan otomatis jumlah saham beredar bertambah) atau membiarkan perusahaan mendaftarkan diri ke pengadilan niaga untuk pailit. Jika opsi yang dipilih adalah right issue maka modal perusahaan akan bertambah dan jumlah saham juga bertambah perusahaan akan kebanjiran modal dan pasar saham akan kebanjiran saham. Jika semua rencana pihak manajemen dilakukan dengan benar dan lancar maka akan memberikan arus uang masuk kedalam perusahaan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. efek lainnya dari aksi ini jika berjalan lancar adalah kenaikan pada harga saham (seperti negara China) tapi jika tidak berjalan lancar maka perusahaan akan kekeringan modal lagi dan harga saham tidak akan naik (seperti negara Jepang).
sebagai contoh pada negara :

INFLASI (kenaikan harga barang dan jasa)

Pada negara abal-abal terdapat 10 orang, supply uang yang ada hanya cukup untuk 6 orang saja dan 4 orang lainnya tidak punya uang tentunya daya beli jadi berkurang dan orang-orang sedikit kewalahan untuk melakukan bisnis. Orang bisa saja mengatakan tidak suka dengan inflasi (kenaikan harga) "apa-apa mahal!" tapi bayangkan jika terjadi DEFLASI (penurunan harga) seperti Jepang dan China juga pernah mengalaminya, siapa lagi yang mau berbisnis?. Lalu banker dengan kekuasaan control supply uangnya mencetak uang baru sehingga semua orang  memiliki uang, tentunya daya beli jadi meningkat karna yang mampu untuk membeli barang dan jasa tidak lagi 6 orang tapi sudah 10 orang. Kebanyakan supply uang juga tidak baik, kita gunakan contoh tadi dimana sebelumnya hanya 6 orang yang memiliki uang, masing-masing memiliki selembar uang lalu banker mencetak uang baru sehinga sekarang 10 orang yang memiliki selembar uang sehingga daya beli jadi meningkat dan berefek kepada kenaikan barang dan jas, bagaimana jika 10 orang memiliki 100 lembar uang? tentunya daya beli menjadi tajam dan bisa berefek kepada "ketidak controlan" harga. Harga menjadi tidak karuan naiknya karna daya beli yang tajam dan uang telah bertrasnformasi menjadi barang dan jasa sehingga di ujung acara kekeringan uang, daya beli mulai melemah lagi, pebisnis stop berbisnis karna kekeringan uang. Dan aura deflasi (penurunan harga) mulai muncul ke permukaan.
Hey, kenapa bisa kekeringan uang bukankah uang banyak beredar ?
ingat " YOU PAY A INTEREST (kamu orang bayar bunga)" bunga pada syariatnya bisa terbayar tapi pada hakekatnya tidak bisa dibayar karna uang untuk membayar bunga itu tidak exist, TIDAK ADA.
UANG DICETAK $1.000 DAN DIMINTAI BUNGA HANYA 1 CENT DOLLAR SAJA. MENURUT ANDA DARI MANA 1 CENT DOLLAR INI MUNCUL ? APAKAH BISA MUNCUL ?
Jadi uang menguap begitu saja, HILANG TANPA BEKAS oleh bunga. Karna kekeringan uang maka daya beli kembali menurun, pebisnis banyak yang berhenti berbisnis, mulai banyak yang tidak sanggup bayar hutang (kreadit macet) dan ini akan mempercepat proses deflasi muncul ke permukaan.

DEFLASI (penurunan harga)

Berawal dari kekeringan uang akhirnya deflasi muncul, BARANG dan JASA bersedia untuk dibayar murah (tidak ada uang lagi untuk membayar mahal dan membeli sesuatu). Negara yang terkenal parah dengan deflasi adalah JEPANG.
dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa era th 96-2000 adalah puncak dari kenaikan harga (inflasi) di jepang dan hingga sekarang trend harganya masih dalam kondisi menurun (deflasi). Jangankan harga mobil yang menurun di jepang, harga TANAH juga ikut menurun karna tidak adanya daya beli kekeringan uang.

ini gambar tingkat hutang jepang, trend nilai hutangnya terus naik dan tercatat saat ini hutangnya 200% lebih besar dari GDP negaranya. Hal ini juga bisa menyatakan bahwa di jepang banyak uang beredar saat ini.
Beberapa minggu lalu Jepang menyatakan untuk mencetak uang lagi supaya adanya inflasi di negaranya.
Link berita Jepang mencetak uang lagi 2013.

gambar deflasi yang pernah terjadi di China
Th 1995 tercatat sebagai tahun terakhir puncak inflasinya dan setelah itu deflasi. China sudah bisa dikatakan baik keadaannya karna mulai ada trend kenaikan sejak th 2000 hingga sekarang dan tingkat hutang China terhadap GDP nya bisa dilihat pada gambar dibawah


Trend hutangnya juga menaik tapi besarnya hanya sekitar 24% dari GDP nya. Ketika Inflasi China naik tajam sejak th 1990 an hingga 1995, maka tingkat hutang china terlihat menyusut (th 1992). inflasi naik tapi debt to GDP menyusut maka bisa diasumsikan bahwa China pada masa itu kekeringan uang yang pada akhirnya mereka cetak uang th 1998 dan terus menaik trend hutangnya hingga sekarang. Supply uang yg mulai banyak membuat China berhasil keluar dari Deflasi.
Supply uang yang banyak akan memicu daya beli dan akhirnya aura inflasi akan muncul ke permukaan.

Itulah gambaran control inflasi dan deflasi yang di control oleh banker. Para pemikir economy radical menyatakan sebuah rumus :
MORE MONEY =  MORE DEBT
LESS MONEY   =  LESS BEDT
Artinya jika ingin UANG maka berhutanglah dan jika tidak ingin BERHUTANG maka akan kekurangan uang. Uang anda diciptakan dari HUTANG yang nantinya akan meng-UAP hilang tak berbekas dengan sendirinya.
Berhutang berarti berjanji seperti sebuah pepatah "your word is your bond (kata-kata mu adalah janji mu)" maka hidup anda pun juga sebuah perjanjian "your life is a treaty".
Uang yang menguap karna BUNGA, maka simpanan anda juga bisa menguap saat anda membayar HUTANG seperti yang ada pada video Youtube ini.

Pada zaman sekarang bagaimana proses penciptaan uang tersebut ?
Penciptaan uang dimulai ketika para politisi mengatakan “Pilih saya dan saya akan memastikan pemerintah memberikan anda lebih banyak hal gratis dari lawan saya”. Pada dasarnya tidak ada yang namanya hal gratis pada system ini karna untuk makan siang saja mesti bayar. Oleh sebab itu para politisi memilih Negara untuk menghabiskan lebih banyak pendapatan Negara untuk hal ini dan inilah yang disebut pengeluaran deficit. Untuk membayar pengeluaran deficit maka badan keuangan negara meminjam uang dengan menerbitkan surat hutang (obligasi).
Apakah yang disebut dengan obligasi ? jika difikirkan baik-baik maka obligasi tersebut tidak lebih dari sebuah surat pengakuan hutang (I Owe You) atau biasa disebut dengan IOU yang di atasnya diberikan nomor cetak dan menyatakan “berikan saya pinjaman satu trilliun hari ini dan saya berjanji akan melunasinya dalam 10 tahun, berikut dengan bunga”.
Yang perlu dipahami lagi bahwa obligasi yang diterbitkan oleh badan keuangan Negara merupakan hutang nasional dan harus dibayarkan kembali oleh anda, saya dan keturunan kita dimasa depan melalui perpajakan dimasa depan. Pada saat badan keuangan menerbitkan obligasi maka bank sentral akan muncul sebagai dewa penolong untuk membeli obligasi negara tersebut dan membuat keuntungan dari bunga obligasi. Bank sentral ini pun tidak seperti bank-bank konvensional yang memiliki saldo pada accountnya dan menyalurkan kredit atau menyalurkan uang kepada rakyat tapi bank sentral ini merupakan bank yang mengatur regulasi perbankan dan tidak memiliki saldo pada accountnya.
Pada saat bank sentral menuliskan cek maka tidak ada deposit pada cek tersebut berarti bank sentral tidak memiliki saldo dan tidak memiliki deposit maka disaat bank sentral menuliskan cek maka artinya bank sentral menciptakan uang (money) dengan mata uang saat itu (currency). Ada perbedaan mendasar tentang money (uang) dan currency (mata uang) jadi kedua hal ini bukanlah hal yang sama melainkan berbeda . Money adalah uang yang kita pegang setiap harinya jadi bersifat nyata dan currency adalah mata uang dan bersifat tidak nyata. Biasanya currency ini hanya dalam bentuk pencatatan saja seperti saat anda melihat angka-angka pada saldo tabungan anda dan itulah currency. Sebagai contoh, saldo tabungan tertulis Rp 1.000.000 dan berarti ada mata uang (currency) sebesar Rp 1.000.000 dan pada saat anda menarik uang sebesar Rp 100.000 maka anda mendapatkan uang (money). Saldo anda pun berubah dimana mata uang (currency) sebesar Rp 900.000 dan anda memegang uang (money) ditangan anda sebesar Rp 100.000.
Pada lembaran uang (money) pun juga tertulis angka seperti RP 100.000, Rp 50.000, Rp 10.000, dan seterusnya. Angka-angka tersebut yang tertera pada uang (money) disebut sebagai mata uang (currency) dan lembaran uang (money) tersebut disebut dengan uang (money). Dari hal ini bias dimengerti bahwa uang (money) tersebut bersifat nyata dan mata uang (currency) bersifat tidak nyata.
Lalu manakah yang disebut sebagai uang (money) dan mata uang (currency) antara uang dan obligasi ? obligasilah yang bersifat sebagai mata uang (currency) dan uang (money) bersifat sebagai uang (money).
Lalu bagaimana proses penciptaan uang (money) melalui mata uang (currency) ? Proses awalnya dimulai dari badan keuangan Negara menerbitkan obligasi dan obligasi tersebut dibeli dengan uang (money) oleh bank-bank konvensional maka pertukaran uang (money) dengan obligasi (currency) terjadi antara badan keuangan Negara dengan bank konvensional. Pada level ini badan keuangan Negara mendapatkan uang (money) dan bank konvensional mendapatkan obligasi. Pada level selanjutnya, bank sentral menerbitkan cek dan bank konvensional menukarkan obligasi yang diterbitkan oleh badan keuangan Negara kepada bank sentral dimana bank sentral akan memberikan secarik kertas berbentuk cek kepada bank konvensional dan selanjutnya secara ajaib uang (money) tercipta. Cek pun bersifat sama dengan obligasi, yaitu sebagai mata uang (currency).

Jika diurutkan maka kejadiannya akan terlihat sebagai berikut :
1. Obligasi yang diterbitkan oleh badan keuangan Negara dibeli oleh bank konvensional.
2. Bank konvensional menukarkan obligasi tersebut dengan cek yang diterbitkan oleh bank sentral.
Tapi yang sebenarnya terjadi adalah badan keuangan Negara hanya menukarkan obligasi kepada bank sentral dengan perantara bank konvensional dan secara ajaib uang (money) tercipta.

Level 1:
Badan keuangan Negara menerbitkan obligasi dan bank konvensional memiliki uang (money).

Level 2:
Badan keuangan Negara menerbitkan obligasi dan obligasi tersebut dibeli oleh bank konvensional yang dibayarkan dengan uang.
Level 3:
Bank konvensional memegang obligasi badan keuangan Negara dan bank sentral menerbitkan cek.


Level 4:
Bank konvensional menukarkan obligasi yang mereka beli dengan cek yang diterbitkan oleh bank sentral


Level 5:
Pertukaran antara obligasi dan cek yang terjadi antara bank konvensional dengan bank sentral secara ajaib akan menciptakan uang yang dipegang oleh bank konvensional.

Seluruh gambar-gambar diatas diambil dari Youtube 

Dengan melihat gambar-gambar ini maka kelihatan bahwa sebenarnya badan keuangan Negara hanya bertukar obligasi dengan bank sentral dan secara ajaib uang tercipta atau uang dicetak.
Dicetak dari ketiadaan. Dicetak tanpa harus ada deposit. Dicetak tanpa susah payah. Dicetak tanpa jaminan apa pun. Tidak seperti saya atau pun anda yang harus bersusah payah untuk mendapatkan uang. Harus memberikan jaminan. Harus memberikan deposit.
Ingatlah bahwa obligasi tersebut ada bunganya karna pada lembaran obligasi tertulis “berikan saya pinjaman satu trilliun hari ini dan saya berjanji akan melunasinya dalam 10 tahun, berikut dengan bunga”.
Siapa yang akan membayarkan bunga tersebut ? jawabannya adalah saya, anda, dan anak cucu kita.

Inilah gambaran tentang UANG, jangan sampai TUHAN anda berubah menjadi UANG.

Source : LINK
Agama samawi manapun juga melarang memperjual belikan uang dan meminta lebih terhadap hutang (riba). Ada yang melarang hanya untuk sanak keluarga saja dana ada yang melarang untuk semua umat manusia.

Rabu, 17 April 2013

MEDC 2013

Website MEDC dan Struktur Organisasi MEDC .
Data Quarter terakhir dalam penulisan ini adalah quarter 3 tahun 2012.

MEDC adalah salah satu perusahaan sektor energi. Medc ini terkenal banyak melakukan operasi di sumur-sumur minyak negara Libya yang pernah dipimpin oleh Muammar Gaddafi . Rezim Gaddafi digulingkan partisipan pada tahun 2011. Cadangan terbukti libya memiliki urutan ke 9 di dunia dengan total 46,420,000,000 bbl dan memiliki urutan ke 29 di dunia untuk kategori produksi dengan total 502,400 bbl/day.
Semenjak rezim gaddafi digulingkan maka memiliki imbas juga kepada MEDC yaitu explorasinya menjadi turun drastis yang berefek kepada turunnya revenue.
keterangan :
1. Revenue = pendapatan
2. Liability  = hutang
3. Equity    = modal
4. Asset     = harta
5. Bank     = cash ( dana yang disimpan dalam bentuk tabungan, deposito, saham, atau obligasi. -
                    yang sifatnya bisa cepat dicairkan)
6. Opex    = total biaya operasi
7. Q         = quarter terakhir, tepatnya Q3 - 2012

Terlihat bahwa pada quarter terakhir revenue dan opex medc turun drastis, ini disebabkan imbas dari hancurnya rezim gaddafi sehingga medc tidak banyak beroperasi. Dan pada akhirnya medc memiliki banyak dana-dana yang bersifat bisa cepat dicairkan. Hal ini memberi pengertian bahwa medc sedang memiliki banyak cash. Memiliki banyak cash bisa diartikan juga " KAYA " tapi kebanyakan cash juga tidak baik, lebih baik dananya digunakan untuk kegiatan operasional.
Apakah medc tidak berusaha untuk beroperasi lagi agar revenue kembali meningkat ? Berdasarkan arsip berita dari www. inilah .com maka bisa kita lihat bahwa medc banyak juga memiliki rencana strategis ke depannya. Medc masih memiliki prospek yang lumayan bagus ke depan, mungki 2th atau 5th ke depan.

Margin bisnis

Book ratio
Dari laporan MEDC ini bisa disimpulkan bahwa MEDC sedang mengalami penurunan pendapatan karena kurangnya operasi perusahaan, setidaknya keuangan medc masih bisa di kategorikan OK.

Valuasi harga ke depan


PBV 10.000x artinya sama dengan PBV 1x.
PSR (Price to revenue per share) 10.000x artinya sama dengan PSR 1x.
PER 50.000x artinya sama dengan PER 5x.
Angka-angka ratio tersebut menjadi besar karna laporan keuangan dalam bentuk mata uang US Dollar sementara harga pembagi dalam bentuk mata uang Rupiah.
Memberikan bobot PER sebesar 5x karena MEDC sedang dalam keadaan tidak banyak operasi jadi untuk jaga-jaga kalau Rencana MEDC ke depan banyak yang gagal.
Hasilnya di perkirakan harga medc ke depan jika berjalan lancar adalah Rp 3.500 hingga Rp 4.500 per lembar saham.
Sekarang kita lihat bagaimana respon pasar terhadap medc melalui teknikal analisis.
Terlihat pada grafik medc ber-time frame yearly (satu candlestick artinya pergerakan dalam satu tahun) pasar merespon rencana-rencana medc ke depan dengan berhentinya harga untuk turun (tidak mau turun lebih rendah lagi), setidaknya untuk saat ini. bisa saja beberapa bulan ke depan harganya turun lebih rendah lagi. Itulah gunanya kita mengawasinya melalui grafik harga ber-time frame dibawah 1 TH, melihat perubahan-perubahan trend harga.

Gambar ini adalah pertumbuhan harga medc dari tahun ke tahun.
Garis vertical biru adalah jarak harga tertinggi pada tahun bersangkutan terhadap harga tutupan tahun sebelumnya.
 Garis vertical merah adalah jarak harga terendah pada tahun bersangkutan terhadap harga tutupan tahun sebelumnya.
Garis vertical hijau adalah jarak harga tutupan pada tahun bersangkutan terhadap harga tutupan tahun sebelumnya.
Rata-rata bisa di asumsikan bahwa medc dalam se tahun harganya bisa bertumbuh 30% - 50% terhadap tutupan tahun sebelumnya.
Tutupan medc th 2012 adalah Rp 1.630 berarti jika tumbuh 30% adalah Rp 2.119 dan jika tumbuh 50% adalah Rp 2.445. Inilah probabilitas angka-angka target pergerakan harga medc untuk tahun ini.
Kemungkinan besar valuasi fundamental MEDC yang memiliki angka Rp 3.500 - Rp 4.500 akan di capai pada tahun berikutnya.
Ini PROBABILITAS dan tidak pasti. Just follow the trend.

Sabtu, 23 Maret 2013

Beli dan Jual

Pada kasus ini saya tidak akan menyebutkan untung atau rugi, cukup beli dan jual saja karna untung dan rugi hanyalah sebuah efek dari kontrol tindakan yang kita lakukan.

Banyak orang yang bertanya-tanya kapan saya harus beli dan kapan saya harus jual. Pertanyaan yang sangat wajar sekali. Untuk menjawab pertanyaan ini maka kita mesti bisa membaca situasi terlebih dahulu layaknya seorang tentara membaca peta sebelum berangkat perang.
Untuk seorang teknikalis, petanya adalah pergerakan harga (grafik) dan untuk fundamentalis, petanya adalah laporan (baik laporan rencana-rencana ke depan atau laporan keuangan). Pada kesempatan ini, saya hanya membahas grafik saja.
Di awali dengan mengambil dasar dan pengertian sebuah trend
Source Gambar

Gambar diatas adalah bentuk dari Up Trend yang diawali dengan terbentuknya high dan diikuti dengan Higher low. Ada baiknya kita terlebih dahulu mengingat postingan sebelumnya. Pada saat high terbentuk sebaiknya posisi beli tidak dilakukan karna trendnya belum matang, trend tersebut akan matang jika higher low sudah terbentuk dan apalagi jika harga sudah bermain diatas high (lihat gambar). Siapa tahu kedepannya harga malah membentuk Lower low lagi. Ciri-ciri higher low terbentuk tentunya diawali dengan berhentinya penurunan harga. Disaat high terbentuk, lalu harga turun dan berhenti turun (tidak mau turun lebih rendah lagi) maka kandidat higher low sudah muncul. Pada kondisi seperti ini maka saya akan melakukan pembelian sebanyak 30% saja dari dana yang ingin saya alokasikan pada saham tersebut sebagai jaga-jaga kalau harga ke depan bergerak tidak seperti yang saya inginkan dan sisa dari dana awal tadi akan saya habiskan untuk menambah saham saat harga naik diatas (break out) dari titik high pada gambar diatas.
Bagaimana dengan penjualan sahamnya ?
Penjualan dilakukan saat harga main dibawah (break out) titik Higher low. Bagaimana jika harga turun terus dari higher high tanpa membentuk higher low terlebih dahulu tapi malah turun terus ?
Gunakanlah titik higher low sebelumnya sebagai batas penjualan. Jadi jika harga turun dibawah higher low, lakukanlah penjualan menyeluruh.
Ada " problem " atau masalah yang muncul pada situasi ini, yaitu dengan pertanyaan bagaimana jika range antara Higher (HL, HH, atau H) dan Lower (LH, LL, atau L) sangat besar, bisa-bisa harga keburu turun dibawah modal sebelum menyentuh Lower (LH, LL, atau L) ?
Untuk melakukan sebuah penjualan pada kondisi seperti ini saya memiliki teknik yang sama dengan pembelian, yaitu 70% dan 30%. Bedanya untuk posisi beli (open posisi), saya akan awali dengan menghabiskan 30% dari dana lalu di ikuti dengan sisa dari dana awal tapi untuk penjualan (closing posisi) maka saya akan awali dengan menjual 70% dari jumlah barang dan diikuti dengan penjualan dari sisa jumlah barang awal. Kita mesti tahu terlebih dahulu kondisi harga. Jika harga dalam posisi membentuk Higher (HL, HH, atau H) dan terus-terusan turun maka ambilah titik Higher (HL, HH, atau H) lakukan teknik penjualan -5% dan -10%, sebagai penghitungan, hitung -5% dan -10% dari Higher (HL, HH, atau H). Sebagai contoh :
Higher = 1.000
1. minus 5% dari higher = 1.000 + (1.000 x minus 5%) = 950
2. minus 10% dari higher = 1.000 + (1.000 x minus 10%) = 900
Pada saat harga menyentuh 950 maka lakukan penjualan sebesar 70% dari jumlah barang dan sisa barang kita jual saat harga menyentuh 900 atau turun dibawah  Lower (LH, LL, atau L) jika minus 10% lebih rendah dari Lower (LH, LL, atau L).
Contoh diatas untuk kondisi harga sedang mencari Higher (HL, HH, atau H) tapi range antara Higher (HL, HH, atau H) dan Lower (LH, LL, atau L) besar.
Bagaimana pada saat harga baru hanya dalam bentuk kandidat Lower (LH, LL, atau L) terbentuk ?
Tentunya kita melakukan penjualan menyeluruh saat harga turun dibawah Lower (LH, LL, atau L).
Bagaimana pada saat harga baru hanya dalam bentuk kandidat Lower (LH, LL, atau L) terbentuk tapi range antara harga beli dan Lower (LH, LL, atau L) besar ?
Lakukan teknik penjualan -5% dan -10% lagi dari kandidat Higher (HL, HH, atau H).


Semua teknik Beli dan Jual pada postingan kali ini bisa diterapkan pada semua time frame tapi lakukanlah teknik beli dan jual ini pada time frame daily karna jika di terapkan pada time frame yang lebih besar lagi maka rangenya akan besar sekali.
Untuk komoditi, currency, index, dan obligasi gantilah bisa menggunakan teknik ini juga tapi angka -5% diganti menjadi -0.5% dan -10% diganti menjadi -1% karna range harga pada komoditi, currency, index, dan obligasi juga sempit tidak sebesar saham.

Membaca Grafik Multi Time Frame

Sebenarnya apa pun time frame grafiknya cara membaca tetaplah sama, yaitu membaca trend harga dan indicator tapi untuk time frame yang besar seperti weekly, monthly, quarterly, dan yearly rasanya tidak difokuskan menggunakan indicator sehingga cukup baca trend harganya saja.
basicnya adalah seperti gambar ini, yaitu trend harga : sumber
Up Trend
 Down Trend

Up dan Down trend dengan indicator macd dan rsi

Ketiga gambar diatas adalah dasar dari pembacaan trend harga yang mana harga pada time frame apa pun akan mendapatkan perlakuan yang sama dimana saat up trend maka harga akan membentuk higher high dan lower high, disaat down trend maka harga akan membentuk higher low dan lower low.
Pada kasus ini pembedanya hanya satu, yaitu " TIME FRAME ". Pada umumnya para pembaca harga atau teknikalis menggunakan time frame yang biasanya dimulai dari yang kecil seperti 1 menit, 3 menit, 5menit, 60 menit (1 jam), 240 menit (4jam), 480 menit (8jam), daily, weekly, monthly, quarterly, dan yearly.
Semua time frame diatas saling terkait satu sama lain meskipun dibaca dengan alur maju mundur (di baca dari time frame kecil ke time frame besar atau di baca dari time frame besar ke time frame kecil).
perubahan pada time frame kecil maka akan merubah time frame besar. Dari pengalaman saya pribadi, maka saya menjadikan time frame yang besar sebagai hasil akhir dari keseluruhan trend harga dan time frame yang kecil sebagai pembentuk time frame yang besar. Jika kita analogikan maka time frame besar adalah sebuah rumah dan time frame kecil adalah konstruksi rumah tersebut. Rumah yang bagus tentunya mesti ditunjang oleh konstruksi yang kuat.
Untuk menganilisa harga maka saya akan memulainya dari time frame yang besar baru turun ke time frame yang kecil. Lihatlah dulu rumahnya baru lihat isi dan konstruksinya.
Untuk memulai analisa maka pembacaannya menjadi yearly, quarterly, monthly, weekly, daily, 4 jam, 1 jam, 5 menit. Terus menurun dari yang besar ke yang kecil, jadi bisa dikatakan saya menggunakan time frame yearly sebagai yang terbesar dan time frame 5 menit sebagai yang terkecil. Jika lebih kecil lagi dari 5 menit maka bentuknya suka kacau dan bisa bias analisa kita.
Setelah analisa mendapatkan sebuah kesimpulan maka analisa itu harus kita awasi perubahan demi perubahannya di depan. Layaknya seorang mandor, dia akan mengawasi dengan seksama pengerjaan dari sebuah design sehingga dia menjadi cepat mengetahui pengerjaan bagian demi bagian dan cepat menyikapi jika terjadi kesalahan. Oleh sebab itu pembacaan time framenya diawali dari yang kecil ke yang besar 5menit, 1 jam, 4jam, daily, weekly, monthly, quarterly, dan yearly.
Sebagai contoh:
Daily chart
 Weekly chart
Monthly chart
Quarterly chart
Yearly chart
Note : Print Gambar dari daily sampai yearly lalu letakan diatas meja.
Jika analisis dimulai dari daily maka saya akan mengalami kebingunan tapi cobalah mulai membacanya dari time frame yearly dan turun terus hingga ke time frame daily, maka kita bisa melihat seluruh design harga.
Kemungkinannya tetap 3, yaitu kalau bukan naik ya turun atau stag. Pada gambar diatas maka bisa disimpulkan bahwa keadaan harganya adalah down trend dan mecoba untuk merubah trendnya, karna pada time frame weekly dan daily terlihat harganya sedang naik atau mencoba untuk membentuk higher pada time frame masing-masing. Tentunya jika harga benar-benar akan mencari higher pada tahun ini atau tahun-tahun ke depan maka harga akan terus naik membentuk up trend pada time frame yang kecil-kecil. Awasilah terus perubahan-perubahan yang terjadi pada time frame yang kecil. Ingat, sebuah pengawasan di mulai dari time frame yang kecil ke time frame yang lebih besar.