Skema Investasi

Skema Investasi
Skema Investasi

Ekonomi Cycle

Ekonomi Cycle
Source : http://www.fxwords.com/f/fundamental-analysis.html

Indonesia InterBank Rate

Indonesia Total Car Sales

Indonesian 10Yr Bond Yield

Jakarta Stock Exchange

Fx Info Box

Fx Weekly Range

Fx Monthly Pip Banked

Sabtu, 23 Maret 2013

Beli dan Jual

Pada kasus ini saya tidak akan menyebutkan untung atau rugi, cukup beli dan jual saja karna untung dan rugi hanyalah sebuah efek dari kontrol tindakan yang kita lakukan.

Banyak orang yang bertanya-tanya kapan saya harus beli dan kapan saya harus jual. Pertanyaan yang sangat wajar sekali. Untuk menjawab pertanyaan ini maka kita mesti bisa membaca situasi terlebih dahulu layaknya seorang tentara membaca peta sebelum berangkat perang.
Untuk seorang teknikalis, petanya adalah pergerakan harga (grafik) dan untuk fundamentalis, petanya adalah laporan (baik laporan rencana-rencana ke depan atau laporan keuangan). Pada kesempatan ini, saya hanya membahas grafik saja.
Di awali dengan mengambil dasar dan pengertian sebuah trend
Source Gambar

Gambar diatas adalah bentuk dari Up Trend yang diawali dengan terbentuknya high dan diikuti dengan Higher low. Ada baiknya kita terlebih dahulu mengingat postingan sebelumnya. Pada saat high terbentuk sebaiknya posisi beli tidak dilakukan karna trendnya belum matang, trend tersebut akan matang jika higher low sudah terbentuk dan apalagi jika harga sudah bermain diatas high (lihat gambar). Siapa tahu kedepannya harga malah membentuk Lower low lagi. Ciri-ciri higher low terbentuk tentunya diawali dengan berhentinya penurunan harga. Disaat high terbentuk, lalu harga turun dan berhenti turun (tidak mau turun lebih rendah lagi) maka kandidat higher low sudah muncul. Pada kondisi seperti ini maka saya akan melakukan pembelian sebanyak 30% saja dari dana yang ingin saya alokasikan pada saham tersebut sebagai jaga-jaga kalau harga ke depan bergerak tidak seperti yang saya inginkan dan sisa dari dana awal tadi akan saya habiskan untuk menambah saham saat harga naik diatas (break out) dari titik high pada gambar diatas.
Bagaimana dengan penjualan sahamnya ?
Penjualan dilakukan saat harga main dibawah (break out) titik Higher low. Bagaimana jika harga turun terus dari higher high tanpa membentuk higher low terlebih dahulu tapi malah turun terus ?
Gunakanlah titik higher low sebelumnya sebagai batas penjualan. Jadi jika harga turun dibawah higher low, lakukanlah penjualan menyeluruh.
Ada " problem " atau masalah yang muncul pada situasi ini, yaitu dengan pertanyaan bagaimana jika range antara Higher (HL, HH, atau H) dan Lower (LH, LL, atau L) sangat besar, bisa-bisa harga keburu turun dibawah modal sebelum menyentuh Lower (LH, LL, atau L) ?
Untuk melakukan sebuah penjualan pada kondisi seperti ini saya memiliki teknik yang sama dengan pembelian, yaitu 70% dan 30%. Bedanya untuk posisi beli (open posisi), saya akan awali dengan menghabiskan 30% dari dana lalu di ikuti dengan sisa dari dana awal tapi untuk penjualan (closing posisi) maka saya akan awali dengan menjual 70% dari jumlah barang dan diikuti dengan penjualan dari sisa jumlah barang awal. Kita mesti tahu terlebih dahulu kondisi harga. Jika harga dalam posisi membentuk Higher (HL, HH, atau H) dan terus-terusan turun maka ambilah titik Higher (HL, HH, atau H) lakukan teknik penjualan -5% dan -10%, sebagai penghitungan, hitung -5% dan -10% dari Higher (HL, HH, atau H). Sebagai contoh :
Higher = 1.000
1. minus 5% dari higher = 1.000 + (1.000 x minus 5%) = 950
2. minus 10% dari higher = 1.000 + (1.000 x minus 10%) = 900
Pada saat harga menyentuh 950 maka lakukan penjualan sebesar 70% dari jumlah barang dan sisa barang kita jual saat harga menyentuh 900 atau turun dibawah  Lower (LH, LL, atau L) jika minus 10% lebih rendah dari Lower (LH, LL, atau L).
Contoh diatas untuk kondisi harga sedang mencari Higher (HL, HH, atau H) tapi range antara Higher (HL, HH, atau H) dan Lower (LH, LL, atau L) besar.
Bagaimana pada saat harga baru hanya dalam bentuk kandidat Lower (LH, LL, atau L) terbentuk ?
Tentunya kita melakukan penjualan menyeluruh saat harga turun dibawah Lower (LH, LL, atau L).
Bagaimana pada saat harga baru hanya dalam bentuk kandidat Lower (LH, LL, atau L) terbentuk tapi range antara harga beli dan Lower (LH, LL, atau L) besar ?
Lakukan teknik penjualan -5% dan -10% lagi dari kandidat Higher (HL, HH, atau H).


Semua teknik Beli dan Jual pada postingan kali ini bisa diterapkan pada semua time frame tapi lakukanlah teknik beli dan jual ini pada time frame daily karna jika di terapkan pada time frame yang lebih besar lagi maka rangenya akan besar sekali.
Untuk komoditi, currency, index, dan obligasi gantilah bisa menggunakan teknik ini juga tapi angka -5% diganti menjadi -0.5% dan -10% diganti menjadi -1% karna range harga pada komoditi, currency, index, dan obligasi juga sempit tidak sebesar saham.

Membaca Grafik Multi Time Frame

Sebenarnya apa pun time frame grafiknya cara membaca tetaplah sama, yaitu membaca trend harga dan indicator tapi untuk time frame yang besar seperti weekly, monthly, quarterly, dan yearly rasanya tidak difokuskan menggunakan indicator sehingga cukup baca trend harganya saja.
basicnya adalah seperti gambar ini, yaitu trend harga : sumber
Up Trend
 Down Trend

Up dan Down trend dengan indicator macd dan rsi

Ketiga gambar diatas adalah dasar dari pembacaan trend harga yang mana harga pada time frame apa pun akan mendapatkan perlakuan yang sama dimana saat up trend maka harga akan membentuk higher high dan lower high, disaat down trend maka harga akan membentuk higher low dan lower low.
Pada kasus ini pembedanya hanya satu, yaitu " TIME FRAME ". Pada umumnya para pembaca harga atau teknikalis menggunakan time frame yang biasanya dimulai dari yang kecil seperti 1 menit, 3 menit, 5menit, 60 menit (1 jam), 240 menit (4jam), 480 menit (8jam), daily, weekly, monthly, quarterly, dan yearly.
Semua time frame diatas saling terkait satu sama lain meskipun dibaca dengan alur maju mundur (di baca dari time frame kecil ke time frame besar atau di baca dari time frame besar ke time frame kecil).
perubahan pada time frame kecil maka akan merubah time frame besar. Dari pengalaman saya pribadi, maka saya menjadikan time frame yang besar sebagai hasil akhir dari keseluruhan trend harga dan time frame yang kecil sebagai pembentuk time frame yang besar. Jika kita analogikan maka time frame besar adalah sebuah rumah dan time frame kecil adalah konstruksi rumah tersebut. Rumah yang bagus tentunya mesti ditunjang oleh konstruksi yang kuat.
Untuk menganilisa harga maka saya akan memulainya dari time frame yang besar baru turun ke time frame yang kecil. Lihatlah dulu rumahnya baru lihat isi dan konstruksinya.
Untuk memulai analisa maka pembacaannya menjadi yearly, quarterly, monthly, weekly, daily, 4 jam, 1 jam, 5 menit. Terus menurun dari yang besar ke yang kecil, jadi bisa dikatakan saya menggunakan time frame yearly sebagai yang terbesar dan time frame 5 menit sebagai yang terkecil. Jika lebih kecil lagi dari 5 menit maka bentuknya suka kacau dan bisa bias analisa kita.
Setelah analisa mendapatkan sebuah kesimpulan maka analisa itu harus kita awasi perubahan demi perubahannya di depan. Layaknya seorang mandor, dia akan mengawasi dengan seksama pengerjaan dari sebuah design sehingga dia menjadi cepat mengetahui pengerjaan bagian demi bagian dan cepat menyikapi jika terjadi kesalahan. Oleh sebab itu pembacaan time framenya diawali dari yang kecil ke yang besar 5menit, 1 jam, 4jam, daily, weekly, monthly, quarterly, dan yearly.
Sebagai contoh:
Daily chart
 Weekly chart
Monthly chart
Quarterly chart
Yearly chart
Note : Print Gambar dari daily sampai yearly lalu letakan diatas meja.
Jika analisis dimulai dari daily maka saya akan mengalami kebingunan tapi cobalah mulai membacanya dari time frame yearly dan turun terus hingga ke time frame daily, maka kita bisa melihat seluruh design harga.
Kemungkinannya tetap 3, yaitu kalau bukan naik ya turun atau stag. Pada gambar diatas maka bisa disimpulkan bahwa keadaan harganya adalah down trend dan mecoba untuk merubah trendnya, karna pada time frame weekly dan daily terlihat harganya sedang naik atau mencoba untuk membentuk higher pada time frame masing-masing. Tentunya jika harga benar-benar akan mencari higher pada tahun ini atau tahun-tahun ke depan maka harga akan terus naik membentuk up trend pada time frame yang kecil-kecil. Awasilah terus perubahan-perubahan yang terjadi pada time frame yang kecil. Ingat, sebuah pengawasan di mulai dari time frame yang kecil ke time frame yang lebih besar.

Jumat, 22 Maret 2013

Relative Strength Index (RSI)

Penjelasannya bisa di lihat di sini dan di sini.
Indicator RSI ini juga bisa dikatakan mencerminkan harga, berbeda dengan stochastic oscilator.
Stochastic oscilator bisa dikatakan untuk melihat harga bermain saat harga mendekati atau di atas harga tertinggi selama periode N dan melihat harga bermain saat harga mendekati atau di bawah harga terendah selama periode N.
Kalau RSI melihat perubahan harga dari hari ke hari selama periode N dengan rumus :
U =  Harga tutupan hari ini - harga tutupan hari sebelumnya
D = 0 (nol)
Dan
U = 0 (nol)
D =  Harga tutupan sebelumnya - harga tutupan hari ini
Setelah itu U dan D dirata-ratakan dengan menggunakan Exponential Moving Average (EMA) tapi saya lebih suka menggunakan Simple Moving Average (SMA) karna garisnya lebih lembut tidak banyak gerigi yang bisa menyebabkan mata sakit dan bias didalam membacanya.
rumusnya adalah :
RS = EMA U selama periode N / EMA D selama periode N. Jika ingin menggunakan SMA maka EMA tinggal diganti saja dengan SMA.
Setalah itu dikonversi menjadi nilai RSI antara 0 dan 100 dengan rumusan :
RSI = (EMA U selama periode N / (EMA U selama periode N + EMA D selama periode N)) X 100
Penjelasannya lagi adalah jika RSI periode N bernilai diatas 70 artinya harga sudah mulai tinggi  (overbought) dan jika RSI periode N dibawah 30 artinya harga sudah mulai murah (oversold).
Saya punya teknik sendiri didalam menyikapi RSI ini, tidak mesti harus ambil posisi beli saat RSI bernilai dibawah 30 dan tidak mesti ambil posisi jual saat RSI bernilai diatas 70 karna saya akan melihat dulu bagaimana respon market terhadap harga saat RSI overbought atau oversold. Saat harga overbought maka disitulah kemungkinan titik tertinggi dari harga pada sebuah trend akan tercapai dan saat oversold maka disitulah kemungkinan titik terendah dari harga pada sebuah trend akan tercapai. Saya akan lebih cenderung menunggu harga membentuk Higher high atau lower high atau higher low atau lower low terlebih dahulu.