Skema Investasi

Skema Investasi
Skema Investasi

Ekonomi Cycle

Ekonomi Cycle
Source : http://www.fxwords.com/f/fundamental-analysis.html

Indonesia InterBank Rate

Indonesia Total Car Sales

Indonesian 10Yr Bond Yield

Jakarta Stock Exchange

Fx Info Box

Fx Weekly Range

Fx Monthly Pip Banked

Minggu, 15 Desember 2013

Trader sukses dan Trader gagal

Berdasarkan email dari salah satu mailing list yang dikelola oleh pak irwan ariston bernama yahoogroups SAHAM yang di postkan oleh membernya bernama TOBENO bisa memberikan sebuah pandangan yang penting. Berikut isi emailnya :

From    : tobeno2@yahoo.com
subject : [SAHAM] Hi...New Trader
to         : saham@yahoogroups.com

Dari sebuah komuitas trader India dimana saya menyusup ke dalamnya, diperoleh artikel berikut dan saya terjemahankan dengan terbata-bata lalu saya ringkas dengan gaya suka-suka. Aslinya dapat diintip melalui tautan ini:
http://newtraderu.com/?p=2711


Ada 4 tahapan dalam karir seorang trader.

1. Newbie: where you know nothing
2. New trader: where you know something but make nothing
3. Good trader: where you make some money
4. Rich trader: where you no longer trade just for money because you have plenty.

Adalah bahaya bagi new trader yang merasa mereka sudah berada pada tahapan lebih tinggi karena akan terlalu berisiko atas trading yang dilakukan, dan setiap trading size besar akan menyebabkan ketidak-stabilan emosi mereka.

Adalah penting untuk mengetahui kita berada pada tahapan yang mana.

Berikut 10 ciri sebenarnya Anda masih new trader:

1. Tidak paham risk management and psychology trading.
2. Selalu mencari the Holy Grail of trading, sebuah teknik tanpa loss.
3. Tidak tahu bahwa best trader pun mengalami serangkaian kerugian, baik mingguan, bulanan, bahkan ada tahun-tahun rugi. Mereka pikir, rich traders selalu menang.
4. Selalu mencari saham apa yang akan naik atau turun, bukannya fokus pada mekanisme trading.
5. Memberikan tips cuma-cuma kepada orang lain. Good trader memiliki prinsip setiap keputusan berdasarkan pertimbangan pribadi dan tidak membagikannya sebagai tips.
6. Mencari sebuah kemenangan yang besar dan memasukkan semua kapital ke dalamnya. Good trader trading dengan sistem yang baik dengan maksimum risk 1% per trade.
7. Sering keliru antara bull market dan skill.
8. Keliru antara keberuntungan dan skill.
9. Mereka menginginkan advis. Good trader menginginkan sistem yang handal.
10. Mereka pindah dari satu metode ke metode lain, dari satu mentor ke mentor lain, setiap mengalami kerugian. Good trader tahu secara persis, siapa mereka, dan apa metode yang mereka gunakan.

Have a sweet Sunday.

-------------------------------------
"Trading is war. Prepare your weapons, now!"

Much success,
tobeno

Dari email pak tobeno diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa trader sukse selalu memikirkan keamanan dan kenyamanan dengan tenang sementara trader gagal suka membabi buta. Meskipun trader sukses juga mengalami kerugian seperti yang disebutkan pada point 3 tapi pada akhirnya bisa dikatakan bahwa trader sukses akan melihat keseluruhan metode lalu memilih metode mana yang akan digunakan sehingga terbentuk satu system yang bisa membuat mereka aman, nyaman dan tidak terburu-buru.
Saya berfikir email dari pak tobeno ini sangat berguna bagi kelansungan bisnis anda.

Terima Kasih pak tobeno

Senin, 09 Desember 2013

Skenario 3 tahun atau 5 tahun ke depan

Mengingat kembali tentang tulisan " Pembacaan ekonomi makro secara garis besar " dimana inflasi dan deflasi menjadi pokok pegaturan perputaran roda perekonomian yang bisa berimbas pada instrument investasi. Ada baiknya kita mengingat kembali dimana :

Bagan Ekonomi

Pada gambar "Bagan Ekonomi" terdapat beberapa item, yaitu inflasi, suku bunga acuan (SBI), yield obligasi 10th keatas, index saham, currency (kurs), dan harga obligasi. Ini semua adalah system perjalanan dari investasi atau bisnis. Acuan dasarnya adalah inflasi, jd apakah yang terjadi jika inflasi naik dan apa yang terjadi jika inflasi turun ? system ini menjelaskan pada kita. jika garis-garis pada gambar mengarah ke atas berarti naik dan jika mengarah ke bawah berarti turun. Sebagai contoh, jika inflasi naik maka suku bunga acuan akan ikut naik dan yield obligasi juga akan ikut naik dan imbas lainnya index saham akan turun, kurs akan melemah, dan harga obligasi juga ikut turun.
Jika seandainya inflasi saat ini tetap tapi yield obligasi malah naik, ini merupakan akibat dari asumsi partisipan bahwa ke depannya akan terjadi inflasi yang cukup tinggi. Dan begitu juga sebaliknya, jika inflasi saat ini tetap tapi yield obligasi malah turun maka asumsi partisipan bahwa ke depannya akan terjadi deflasi yang cukup tinggi.

Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi pada dunia melalui data-data index dan inflasi dunia.

Inflasi Dunia, USA, dan Indonesia

Gambar inflasi diatas diambil dari Data World Bank. Dari tahun 2008 terjadi penurunan inflasi di dunia dan tahun 2012 pun terjadi penurunan lagi. Itu sebabnya ekonomi indonesia jadi melambat karna dunia pun melambat. Bagaimana efeknya ke instrument lain ?

Instrument dalam bentuk candlestick

Instrument dalam bentuk line

Instrument dalam bentuk percent

BIRU         = INDEX DUNIA
HIJAU       = HARGA OBLIGASI DUNIA
UNGU       = INDEX KOMODITI DUNIA
PINK         = INDEX US DOLLAR
TURQOIS = HARGA EMAS DUNIA
MERAH    = IHSG
HITAM      = S&P 500
HIJAU TERANG = MINYAK
UNGU TERANG = PERTANIAN

Dasar ketiga gambar diatas adalah gambar "Instrument dalam bentuk candlestick". Pada gambar "Instrument dalam bentuk line" candlestick yang ada pada "Instrument dalam bentuk candlestick" dirubah menjadi line agar pergerakannya mudah dicerna. Lalu pada gambar "Instrument dalam bentuk percent" semua pergerakan dihitung dalam persentase sejak QE1 dilaksanakan, dihitung per ITEM sejak QE1 hingga data terakhir pada gambar sehingga terlihat mana pertumbuhannya yang paling banyak.

Gambar instrument-instrument diatas menjelaskan kepada kita bahwa setelah krisis 2008 dan USA melakukan pencetakan uang melalui QE1 maka berimbas kepada dunia dimana USA meng-export uangnya ke seantero dunia yang mengakibatkan harga obligasi naik, index saham dunia naik, index komoditi naik, harga emas naik, IHSG naik, dan S&P 500 juga naik. Tapi index US dollar melemah yang artinya mata uang selain US Dollar menguat. Kenapa dollar melemah dan index saham USA malah naik ? bukannya jika kurs melemah maka saham pun melemah ?
Ini bukti bahwa USA melakukan " Wealth Transfer " atau transfer kekayaan. USA melakukan pencetakan uang dan uang-uang tersebut di export ke seantero dunia untuk menaikkan perekonomiannya yang nantinya bisa kita lihat di USA akan terjadi inflasi.
Trend pergerakan terakhir dari index US Dollar (garis pink) menunjukan adanya penguatan dan jika dalam 5 th ke depan index usd menguat (naik banyak) atau USDollar ditarik secara besar-besaran maka kita tahu bahwa pasar dunia atau ekonomi dunia akan jatuh lagi dan dunia akan krisis. Yang jelas sebab krisis ke depannya adalah USA menarik lagi uang (dollar) yang telah mereka export ke seantero dunia untuk memperkuat ekonominya dari laba yang mereka dapatkan dari aksi transfer kekayaannya tapi bagaimana caranya saya pun belum tahu dan hal tersebut berkemungkinan akan terjadi sebab sejarahnya selalu seperti itu dan terus-terusan berulang hingga sekarang.
Index USDollar

Jika krisis ini datang dalam 5 tahun ke depan maka kita mesti konvert aset-aset kita kedalam bentuk usd atau emas dengan nilai rupiah. Begitu keadaan krisis mulai mereda maka perlahan-lahan kita masuk ke obligasi dan hasil obligasi kita bawa masuk ke pasar saham (berarti bisnis real akan ikut bergerak) . Sesuai dengan gambar "bagan ekonomi".
Tapi untuk beberapa masa, ya katakanlah dalam 2 tahun ke depan sepertinya USDollar belum akan ditarik masuk ke USA secara besar-besaran karna index usdollar keluar dari trend naiknya dan berkemungkinan USA masih akan terus melanjutkan proyek transfer kekayaannya sehingga market masih bisa bernafas untuk sesaat.

Persiapkan diri untuk menghadapi krisis yang berkemungkinan akan terjadi 5 tahun ke depan, jangan panic, stay focus dan review terus perubahan-perubahan yang terjadi sehingga kita tidak "stuck" atau menjadi bias dengan pemahaman kita.