Skema Investasi

Skema Investasi
Skema Investasi

Ekonomi Cycle

Ekonomi Cycle
Source : http://www.fxwords.com/f/fundamental-analysis.html

Indonesia InterBank Rate

Indonesia Total Car Sales

Indonesian 10Yr Bond Yield

Jakarta Stock Exchange

Fx Info Box

Fx Weekly Range

Fx Monthly Pip Banked

Sabtu, 24 Januari 2015

Harga dan Volume

Harga dan volume merupakan kewajiban standar pada setiap grafik untuk kepentingan teknikal analisis tapi banyak orang yang mengabaikan hubungan kedua item ini dikarenakan banyak orang yang hanya berpihak kepada satu item, terutama item harga. Dahulunya kami juga seperti itu, hanya mementingkan item harga saja dan mengabaikan item volume karna kami beranggapan item volume tidak terlalu signifikan didalam memberikan keterangan (informasi) kepada kami. Terkadang harga naik (uptrend) sementara volumenya malah turun sehingga tidak cocok dengan teori deman dan supply dimana jika permintaan (volume) bertambah maka harga akan naik dan jika permintaan berkurang maka harga akan turun, seperti yang digambarkan pada grafik supply and deman dibawah ini :

Sumber gambar : http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_dan_permintaan
Pada pasar modal, jumlah saham beredar pada masing-masing emiten tidak akan bertambah atau berkurang dengan sendiri. Penambahan jumlah saham akan disebabkan oleh right issue atau stock split dan pengurangan jumlah saham akan disebabkan oleh reverstock. Setiap emiten akan melaporkan secara berkala kepada publik siapa saja pemegang sahamnya.
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx
Gambar diatas merupakan laporan kepemilikan saham dari emiten Astra International. TBK dimana :

"Jardine Cycle and Carriage Limited" memiliki 20,276,860,040 lembar saham dan
Publik                                                            20,205,693,100 lembar saham.
Total Saham beredar astra international. tbk    40,482,553,140 lembar saham.

Atau Jardine memiliki sebesar 50.09% dan publik memiliki 49.91%. Pada komposisi ini Jardine sebagai pemegang saham astra terbesar akan bertindak sebagai pengendali perusahaan dan notaben nya tidak akan menjual sahamnya selama mereka masih berkepentingan terhadap perusahaan sehingga jumlah saham yang akan terus menerus berputar-putar di pasar setiap hari hanyalah saham yang dipegang oleh publik karna pemiliknya banyak, bisa kami dan juga bisa anda karna publik tidak terlalu berkepentingan lansung terhadap perusahaan.
Bisa dikatakan bahwa saham yang berputar terus menerus setiap hari atau saham yang diperdagangkan setiap hari selalu sama, yaitu saham yang dimiliki oleh publik sehingga jika volume perdagangan mengalami kenaikan atau penurunan maka akan memberikan informasi adanya akumulasi saham atau distribusi saham.
kembali lagi kepada teori deman dan supply, sehingga jika volume naik tapi harga turun maka hal ini memberikan informasi bahwa sedang terjadi distribusi besar-besaran sehingga kecenderungan ke depannya adalah penurunan harga. Dan jika volume naik dan harga juga naik maka hal ini memberikan informasi bahwa sedang terjadi akumulasi besar-besaran dengan kecenderungan kedepannya adalah kenaikan harga.
sebagai contoh terlihat pada gambar dibawah :
Pada pasar modal, kenaikan dan penurunan harga tidak pernah terjadi dengan sendirinya karena selalu ada sebab dan akibat, pasti ada sebab-sebab yang mengakibatkan harga naik atau turun. Pada penjelasan teknikal analisis kenaikan dan penurunan harga secara garis besarnya disebabkan karna ada yang menjual saham dan ada yang membeli saham, jika banyak yang membeli maka kecenderungannya harga akan naik dan jika banyak yang menjual maka kecenderungannya harga akan turun, sama persis seperti teori deman and supply.
Namun di dunia ini selalu saja ada tipuan atau kecurangan dan begitu juga pada pasar modal.
Dibawah ini merupakan contoh tipuan tersebut :

Pada kotak-kotak hijau kita mendapatkan informasi bahwa telah terjadi akumulasi besar-besaran sehingga kemungkinana kedepan atau kecenderungannya adalah kenaikan harga tapi yang terjadi selanjutnya malah bertolak belakang dimana harga mengalami penurunan. Pada kasus ini kami tidak merendahkan satu bidang ilmu pengetahuan tapi kami menitik beratkan kepada bagaimana menyikapi hal tersebut. Kami meyakini bahwa tidak satu pun makhluk di dunia ini yang mampu mengetahui masa depan sebab itu teritorial sang pencipta.
Teknik yang digunakan Nicolas Darvas dan Jesse Livermore mampu menyikapi hal ini (tipuan) dimana mereka selalu menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum memutuskan beli atau jual ketimbang terpancing untuk mendapatkan saham dengan harga yang murah.
Garis besarnya mereka berdua selalu mencari signal akumulasi dengan melihat harga dan volume yang selanjutnya melakukan pengawasan dengan ketat untuk menunggu konfirmasi-konfirmasi yang akan terjadi selanjutnya.
Sebagai contoh munculnya signal akumulasi :
Pada saat harga naik lebih tinggi dari kotak bagian atas, disitulah diputuskan untuk melakukan pembelian karna signal distribusi yang muncul benar adanya sebab harga naik lebih tinggi dan jika setelahnya harga kembali turun dibawah kotak bagian bawah maka disitulah pembenaran bahwa kita kena tipu.

Selanjutnya kita akan lihat kejadian apa yang terjadi pada gambar diatas :
Ternyata kelanjutannya adalah kenaikan harga yang tinggi. Jadi setelah muncul signal akumulasi, lalu terbentuk kotak-kotak (sebagai konfirmasi) yang selanjutnya harga naik menembus kotak bagian atas maka pada saat itulah pembelian dilakukan dengan resikonya adalah kotak bagian bawah.

Inilah pandangan kami tentang hubungan harga dan volume yang tidak dapat dipisahkan sehingga kami selalu mencari signal akumulasi, menunggu konfirmasi, baru melakukan pembelian atau penjualan.
Tapi kami sendiri juga sedikit memodifikasi teknik Darvas dan Jesse ini tapi modifikasinya hanya sebatas kepada time frame observasi saja. Jika kami melakukan observasi pada grafik 60 menit maka grafik-grafik 60 menit tersebut akan kami observasi selama 1 bulan kebelakang. jika sekarang bulan januari berarti kami melakukan observasi dengan melihat grafik mulai dari satu bulan sebelumnya untuk mencari signal akumulasi tapi signal akumulasi yang kami cari bukanlah trend harga yang naik dan trend volume yang naik melainkan sebuah kenaikan volume yang tiba-tiba besar dan hanya pada saat itu saja selama 1 bulan kebelakang kenaikannya yang besar dan juga di ikuti dengan kenaikan harga pada saat volume yang tiba-tiba naik banyak tersebut.
Sebagai contoh pada gambar di bawah :

Selama satu bulan kebelakang volume bergerak rata-rata saja, tapi pada suatu saat volume tiba-tiba naik banyak yang juga di ikuti oleh kenaikan harga. Disitulah muncul signal akumulasi dan kami akan menunggu terbentuknya konfirmasi melalui kotak yang berwarna putih, jika selanjutnya harga menembus naik diatas kotak putih maka barulah kami melakukan pembelian.

Sebagai contoh signal akumulasi tipuan :
Pada saat signal akumulasi muncul, harga membentuk kotak-kotak konfirmasi tapi pada akhirnya harga turun dibawah kotak bagian bawah sehingga signal akumulasi tersebut berubah menjadi distribusi karena harga gagal naik diatas kotak bagian atas (terjadi tipuan pada kasus ini).

Pada grafik time frame 60 menit kami melakukan observasi dengan melihat pergerakan harga dan volume sejak 1 bulan kebelakang.
Untuk grafik dengan time frame daily kami melakukan observasi dengan melihat pergerakan harga dan volume sejak 3 bulan kebelakang. Sebagai contoh pada gambar dibawah :


Kami tidak lansung melakukan pembelian pada saat signal muncul tapi kami menunggu konfirmasi terlebih dahulu setelah signal muncul.
Contoh-contoh di ataslah yang membuat kami sadar bahwa harga dan volume merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dan selalu ada tipuan-tipuan, maka dari itu tunggulah selalu konfirmasi sebelum memutuskan dan tidak terpancing dengan kata MURAH.